iklan TERANCAM MENGERING: Kawasan Danau Sipin yang merupakan salah satu sumber mata air di Kota Jambi, selain Sungai Batanghari.  Menurut BMKG, kekeringan mengancam Jambi karena adanya fenomena el nino lemah
TERANCAM MENGERING: Kawasan Danau Sipin yang merupakan salah satu sumber mata air di Kota Jambi, selain Sungai Batanghari.  Menurut BMKG, kekeringan mengancam Jambi karena adanya fenomena el nino lemah
Provinsi Jambi merupakan salah satu diantara 9 Provinsi yang diprediksi bakal mengalami musim kering ekstrem. Ini diperkirakan terjadi ketika memasuki kemarau mulai akhir Mei mendatang.

Hal tersebut terjadi akibat adanya fenomena el nino lemah yang diperkirakan Jambi bakal mengalami keadaan kering dari Mei sampai Oktober. Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jambi, Kurnianingsih mengatakan, musim kemarau tahun 2014 ini diperkirakan bakal lebih kering dibandingkan musim kemarau tahun 2013 lalu.

“Musim kemarau diperkirakan mulai akhir Mei, banyak institusi mengatakan musim kemarau 2014 karane adanya el nino lemah cenderung lebih kering dibanding 2013 kemarin,” katanya.

Tidak seperti di tahun 2013, yakni kemarau basah. Meskipun musim kemarau, katanya, masih diselingi dengan hujan. Sehingga minim timbulnya titik panas atau hot spot.

Namun musim kemarau tahun ini, diperkirakan bakal lebih kering dikarenakan terjadinya el nino tersebut. “Ini mengakibatkan terjadinya kekeringan, potensi itu ada di akhir bulan Mei sampai September, sedangkan puncak musim kemarau pada Agustus dan September. Di bulan itu perlu diwaspadai kebakaran hutan,” katanya.
--batas--
Sementara itu untuk titik panas atau hot spot, Kurnianingsih mengatakan, menurut pengamatan satelit Terra & Aqua tanggal 25 Maret 2014 kemarin, terpantau 42 titik panas. Terbanyak ada di Kabupaten Merangin sebanyak 30 titik, Muaro Jambi 3 titik, Tanjung Jabung Barat 2 titik, Tanjung Jabung Timur 6 titik dan Tebo 1 titik. Sedangkan yang diperkirakan sudah terbakar menurut satelit Tera dan Aqua yakni dua titik di Muaro Jambi.

Sementara itu untuk menghadapi musim kering pada Mei mendatang, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi Zubaidi AR mengaku, sudah melakukan rapat koordinasi lintas instansi. Pertemuan itu sebagai upaya antisipasi dan persiapan menghadapi dampak el nino yang mengakibatkan kekeringan. “Sudah dilakukan pertemuan setiap instansi memetakan kerawanan dan juga potensi-potensi yang ada,” katanya.

Misalnya, menurut dia, perkebunan yang rawan kebakaran telah diinventarisir Dinas Perkebunan. Sementara hutan oleh Dinas Kehutanan dan juga pihaknya juga lakukan koordinasi dengan perusahaan perkebunan untuk siaga menyiapkan peralatan pemadam kebakaran jika sewaktu-waktu terjadi kebakaran.

BPBD juga telah berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk bisa menurunkan hujan buatan saat dibutuhkan di musim kering nanti. “Suratnya sudah kita kirimkan, kita minta agar hujan buatan sewaktu-waktu bisa dilakukan saat dibutuhkan pada kemarau nanti,” sebutnya. 

Disebutkannya, yang paling rentan dengan kekeringan itu ada beberapa daerah. Diantaranya, Kabupaten Muaro Jambi, Tanjabbar, Tanjabtim dan Kota Jambi. “Kita juga koordinasi dengan PDAM untuk antisipasi kekeringan,” ujarnya.

Sumber : Jambi Ekspres

Berita Terkait



add images