iklan
MUARABULIAN , Para petani karet di Batanghari saat ini terus mengeluh lantaran harga karet terus merosot. Bahkan harga karet perkilo ditingkat petani ini hanya dihargai Rp 6000. Harga ini jauh lebih rendah dari harga satu bulan lalu.
    
‘’Kendati Provinsi Jambi adalah salah satu provinsi penghasil karet terbesar di Indonesia, sayangnya tidak memberikan dampak ekonomi yang baik bagi para petani karet di Batanghari. Padahal mayoritas masyarakat Batanghari saat ini bergantung pada penjualan karet,’’ tutur petani karet Desa Durian Luncuk, Kecamatan Bhatin XXIV, Peri Hermansyah.

Hal senada juga dikatakan, Herman. Harga karet saat ini sudah tak seimbang lagi dengan harga beras. Harga beras saat ini Rp 8000 perkilogram, sedangkan harga karet hanya Rp 6000 perkilogramnya.

‘’Saat ini pendapatan kami paling maksimal Rp 100 ribu, dan itu tidak akan cukup untuk kebutuhan sehari–hari, sehingga kami berharap kepada Pemkab Batanghari hendaknya memperhatikan harga karet yang selalu turun ini,’’ terangnya.

Sementara Kadis Perindagkop, M Rizal, melalui Kabid Perdagangan, Suparno, membenarkan hal ini. ‘’Harga karet akhir-akhir ini memang turun, dari yang sebelumnya sempat Rp 15 ribu per kilonya, sekarang sudah turun menjadi Rp 6 ribu hinga 7 ribu perkilonya,” ujarnya.

Penyebab dari turunnya harga karet saat ini, akunya, biasanya disamping dari krisis ekonomi Eropa, juga karena banyaknya stok yang tersedia di tempat ekspor di luar negri seperti Jepang, Cina, dan negara-negara lainnya. ‘’Bisa jadi akibat musim kemarau,” pungkasnya.

Sumber : Jambi Ekspres

Berita Terkait



add images