iklan

SENGETI - Derita para petani karet tampaknya tak berujung, pasalnya harga komoditi karet yang stagnan di harga Rp. 7000/kg dan tidak mengalami kenaikan selama 1 tahun ini, hingga kini belum terlihat ada gerakan nyata dari pemerintah untuk membantu masyarakat.

AIim salah seorang petani karet di Desa Sungai duren kecamatan Jaluko kabupaten Muarojambi mengeluh dengan harga karet tak kunjung naik. "Iyo hargo dak naik naik, masih Rp 6000, kalu karet agak bagusan palingan Rp 7000," sebut Alim.

Lebih lanjut, Alim mengatakan bahwa dengan kondisi harga yang terus seperti ini maka para petani merasa sangat dirugikan dan terkadang malah merasa enggan menyadap karet karena harga yang dinilai sangat murah. "Apolagi kalau hari hujan, pasti kami dak dapat penghasilan hari itu karena dak biso nyadap karet,"imbuh Alim.

Senada dengan Alim, salah seorang petani di Desa Mudung Darat Musnaini juga merasa sangat berat ketika harus menjual karetnya di harga serendah itu. "Kami jual ke penampung cuma dihargai 6-7 ribu, lah lebih 1 tahun harga karet seperti ini, lebih murah lagi kalau karet tersebut dinilai tidak bagus kualitasnya,"keluh Musnaini.

Saat ini di Kabupaten Muarojambi komoditi karet masih merupakan mata pencaharian utama bagi masyarakat di beberapa Kecamatan, dengan kondisi harga yang terus melemah ini maka banyak kebun karet yang telah ditebang dan digantikan dengan kebun sawit. Kalau memang terus seperti ini, mungkin kami juga akan beralih menjadi petani sawit,"pungkas Musnaini.

(era)


Berita Terkait



add images