iklan Gerhana matahari sebagian (GMS) terjadi di Indonesia kemarin pagi (10/5).
Gerhana matahari sebagian (GMS) terjadi di Indonesia kemarin pagi (10/5).
Gerhana matahari sebagian (GMS) terjadi di Indonesia kemarin pagi (10/5). Karena cuaca cerah, di sejumlah wilayah Indonesia, penampakan matahari yang tertutup bulan itu sangat menakjubkan.

Misalnya, di Pantai Sanur, Bali, fase akhir gerhana matahari cincin (GMC) terjadi mulai pukul 05.39 hingga 07.36 Wita dengan penampakan berupa gerhana matahari sebagian.


Penampakan serupa terjadi di Madiun dan Indramayu. Di Jogjakarta, matahari terbit dalam keadaan gerhana pukul 06.27 WIB. Ketinggian matahari hanya 11 derajat. Di Bandung, gerhana berakhir pukul 06.27. Warga di Jakarta hanya berkesempatan mengamati GMS sekitar 30 menit, pukul 05.55"06.25.


Gerhana matahari terjadi ketika matahari, bulan, dan bumi berada dalam satu garis. Bila bulan berada tepat di antara matahari dan bumi, cahaya matahari yang menuju beberapa daerah di permukaan bumi terhalang.


Pakar astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin menjelaskan, wilayah Indonesia Timur, tepatnya Papua, bisa menyaksikan gerhana matahari sebagian hingga 60 persen. Wilayah Indonesia Tengah seperti Bali, Jawa, Nusa Tenggara, dan Sulawesi bisa menyaksikan gerhana 40"50 persen.


"Wilayah Indonesia seperti Sumatera bagian utara tidak bisa menikmati fenomena gerhana matahari. Sebab, saat matahari terbit di Sumatera bagian utara, gerhana sudah berakhir," terangnya.


Tahun ini akan ada dua gerhana matahari yang bisa dilihat di Indonesia. Gerhana matahari berikutnya terjadi pada 3 November 2013. Beberapa wilayah akan mengalami gerhana matahari total, sedangkan wilayah lain akan bisa melihat gerhana matahari sebagian.


Tidak hanya di dalam negeri, gerhana matahari juga terlihat jelas di Australia Utara. Gerhana matahari cincin tersebut bisa dilihat di Papua Nugini, Kepulauan Solomon, dan Kepulauan Gilbert sebelum akhirnya bisa dilihat dengan jelas di dekat Kiribati.


Astronom dari Sydney University Bob Lucas sebelumnya mengungkapkan bahwa gerhana kali ini akan menutup 97 persen permukaan matahari. (sumber: jambi ekspres)

Berita Terkait



add images