iklan <font face=Pelatihan SDM penyiaran yang digelar KPID Jambi di Hotel Harvest. (Foto: Aldi Saputra) ">
Pelatihan SDM penyiaran yang digelar KPID Jambi di Hotel Harvest. (Foto: Aldi Saputra)
Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Prov Jambi menggelar pelatihan SDM penyiaran Indonesia, Selasa (11/6) pukul 08.00 WIB-12.00 WIB, di Hotel Harvest. Pelatihan diikuti  perwakilan berbagai lembaga penyiaran TV dan radio yang ada di Prov Jambi.

Bidang Kelembagaan KPID Prov Jambi, Novi Ariyani, mengatakan ini merupakan kegiatan peningkatan kualitas dan kreativitas program siaran menuju Jambi emas 2015. Narasumber yang dihadirkan yaitu Asep Syamsul M Romli dari Kota Bandung, yang merupakan praktisi dan konsultan media.‘’Materi yang disampaikan diantaranya dasar–dasar siaran, teknik siaran, manajeman program, teknik produksi, dan jurnalistik radio’’, ungkap Novi kepada Jambiupdate.com.

Kepala KPID Prov Jambi, Muklis Nasution, menerangkan usia KPID Prov Jambi saat ini sudah mencapai 2 tahun. Selama itu KPID Jambi sudah sesuai dengan tugas yang dijalankannya.  Penyiaran di Indonesia saat ini dikuasi oleh negara, sebagaimana UU No 32/2002. 

‘’Dengan lahirnya reformasi informasi di Indonesia, saya mengajak para pemilik media TV dan radio untuk melayani publik sebagaimana mestinya. Kegiatan ini semoga bermanfaat untuk kita semua. Semakin berkualitas SDM penyiaran, maka akan berdampak positif terhadap kualitas isi siaran’’, paparnya.
 
Sementara, Asep Syamsul M Romli, selaku narasumber menjelaskan lima materi yang disampaikan di atas podium selama tiga jam. Menurutnya, ini semua cukup luar biasa, karena alokasi waktu cuma tiga jam. ‘’Tampaknya panitia ingin mendapatkan banyak dari narasumber, karena sudah jauh-jauh diundang dari Bandung,’’ jelasnya.

Materi utama kali ini adalah tentang teknik siaran dan reportase radio. Sebab, menurut panitia, itulah yang diprioritaskan dan sangat diperlukan di kalangan penyiar yang ada di Prov Jambi. ‘’Materi utamanya teknik siaran agar baik dan benar. Berikutnya tentang berita radio, karena di Jambi masih sangat minim. Bahkah, mayoritas radio di Jambi belum bisa memproduksi berita sendiri,’’ terang Asep.
 
Menurut Asep, perbaikan siaran dan jurnalistik radio dan TV diutamakan untuk menunjang perubahan ke depan agar lebih baik. Jika radio tidak ada beritanya, bisa ketinggalan dan bisa menyalahi aturan radio modern. ‘’Radio dulu cuman berisi lagu.  Sekarang sudah lagu semua. Apa bedanya dengan walkman, mp3, dan mp4,’’ pungkasnya.(*)

Reporter  : Aldi Saputra.
Redaktur : Joni Yanto.

Berita Terkait



add images