iklan <div>
Doddy Samsura, di kedai kopi Barsora miliknya di jalan simpang empat Puncak, Kota Jambi. (Foto: Aldi Saputra)
</div>
Doddy Samsura, di kedai kopi Barsora miliknya di jalan simpang empat Puncak, Kota Jambi. (Foto: Aldi Saputra)
Meracik dan menyeduh kopi sebenarnya gampang. Semua orang bisa. Tapi, menjadi peracik dan penyeduh kopi tingkat dunia, tentu tidak gampang. Kemampuan unik inilah yang dimiliki Doddy Samsura, pria kelahiran Kota Rantau Panjang, 18 Agustus 1983.

Kopi yang diracik Doddy memiliki cita rasa nikmat harum yang khas. Siapa saja yang pernah minum kopi buatannya, pasti ketagihan ingin minum lagi. Tak salah, jika ayah satu anak ini bisa bersaing di tingkat internasional sebagai peracik kopi profesional. 

Di usianya yang ke-30 saat ini, berbagai prestasi yang mengharumkan nama bangsa Indonesia telah diukir Doddy. Salah satunya yaitu sebagai peracik kopi tingkat dunia. Kepada sejumlah wartawan, saat dijumpai di kedai kopi Espresso Bar yang berlokasi di simpang empat Puncak, Kota Jambi, Doddy menceritakan kiprahnya di dunia racik-meracik kopi.

Awal mula dia menjadi seorang peracik kopi handal adalah saat dia kuliah di UGM Yogyakarta jurusan Filsafat. Sambil kuliah dia berkerja di kedai kopi selama 2002–2008. Posisi yang ditekuninya saat itu adalah sebagai Barista, yaitu orang yang bekerja sebagai peracik kopi.

‘’Waktu itu saya sudah semester akhir. Jadi, iseng-iseng saya cari pekerjaan. Kebetulan di samping kost saya ada kedai kopi. Coba-coba saya ngelamar di sana. Entah bagaimana, saya dipanggil. Padahal, saya sama sekali belum punya pengalaman Barista. Ternyata, sebelum kerja ada training dulu. 

Awalnya saya tidak suka dengan kopi. Dari situ saya mulai menekuni kopi dan ternyata tata cara dan teknik menyeduhkan kopi itu tak pernah terbayangkan oleh saya. Sebelumnya saya hanya tahu, sobek bungkusnya, tuang ke gelas, dan siram air panas. Ternyata bukan begitu,’’ ungkap Doddy.

Di kedai kopi itulah, menurut Doddy, dia melihat cara penyeduhan kopi yang baik. Ternyata memang tidak segampang yang ia bayangkan. Dari kedai kopi tersebut, dia terus belajar dan belajar hingga menjadi profesional. Seiring dengan itu, kariernya pun berkembang.

Pada 2009-2010 posisi Doddy merangkak naik menjadi Stock Manager. Berikutnya, masih di perusahaan yang sama, jabatannya naik lagi menjadi Operasional Maneger hingga 2012. Setelah itu, dia hijarah ke Jakarta dan bekerja di perusahaan One/Fifteen (1/15) sebagai  Operasional Maneger hingga 2013.
 
‘’Pada 2011 di Indonesia ada lomba kompetisi Barista tingkat nasional. Saya ikut dan berhasil meraih juara 1.Selesai itu, April 2012 saya dikirim ke tingkat asia dan saya juara 2. Tidak puas hanya sebatas itu, pada 2013 lomba Barista diadakan lagi di Indonesia dengan tujuan mencari juara yang akan dikirim ke tingkat internasional. Saat itu saya berhasil lagi menjadi juara pertama. Saya lalu dikirim ke tingkat dunia. Dari 51 negara yang ikut audisi, saya berada di peringkat 25,’’ ungkap Doddy.
 
Lantas, dengan keahlian yang dimilikinya, kenapa Doddy tidak bekerja di luar negeri saja? Dengan optimis Doddy menyatakan dirinya tidak akan pernah bekerja di luar negeri. Sebab, menurutnya, bekerja di negeri orang sangat merepotkan. Malah, pria bekulit putih bersih ini   bercita–cita ingin menjadi petani kopi. Sebab, petani kopi berperan penting dalam  mempromosikan kopi berkualitas Indonesia.

Sementara itu, Event Organizer kedai kopi Espresso, Surya Wijaya, mengungkapkan dengan prestasi cukup gumilang yang Doddy miliki saat ini, maka pada 2013 ini nama kedai kopi Espresso akan diganti menjadi kedai kopi Barsora. Nama baru ini akan diresmikan, Minggu (23/6) pukul 18.30 WIB langsung oleh Doddy.

‘’50 tamu pertama di Kedai kopi Barsora di jalan simpang empat Puncak akan mendapatkan kehormatan menikmati kopi gratis racikan istimewa Doddy,’’ sebutnya.(*)

Reporter  : Aldi Sautra.
Redaktur : Joni Yanto.

Berita Terkait



add images