iklan
SUNGAIPENUH, Kerusuhan hampir terjadi di Rutan Sungaipenuh Jum'at (19/7) malam lalu. Hal ini disebabkan karena terjadinya selisih paham antara  narapidana (napi) dan Sipir Rutan.

Informasi yang dihimpun koran ini keributan terjadi antara seorang napi narkoba dengan Sipir Rutan terjadi usai berbuka puasa. Napi tersebut ribut dengan Sipir diduga karena mendapat perlakukan yang berbeda dari napi lainnya.

Keributan itu tidak sampai membesar, karena bisa segera diredam oleh petugas Rutan. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, informasinya pada malam kejadian shalat taraweh pun dibatalkan.

Salah seorang keluarga Napi, juga mengaku mendapat informasi itu. “Saya dapat informasi ada keributan di Rutan Sungaipenuh,  maka saya langsung datang ke Rutan melihat kondisi,” kata salah seorang keluarga pejabat terpidana Korupsi yang enggan namanya ditulis.

Kepala Keamanan Rutan Sungaipenuh, Burki, mengakui adanya keributan sesama Napi. ”Memang ada keributan, tapi hanya sesama Napi dan tidak melibatkan Sipir. Namun tidak sampai ada yang anarkis dan saling pukul, apalagi sampai ada yang luka,” ujarnya.

Hal itu terjadi jelasnya, saat dilakukan penutupan pintu di sore hari. ”Mungkin ada yang tidak senang. Namun setelah buka puasa pintu dibuka lagi,” jelasnya.

Dia menyebut yang ribut itu antara Napi di kamar 10 (Narkoba) dengan Napi dikamar 12 (Tahanan Tamping).

Sementara itu Kepala Rutan Sungaipenuh, Luhur Pambudi saat dikonfirmasi mengatakan, tidak ada terjadi keributan di Rutan Sungaipenuh. Menurutnya saat itu seorang napi saat mau ambil wuduk hendak shalat taraweh tersenggol dan seorang Sipir dan terjatuh, karena licin. “Cuma tersenggol, terus terjatuh, karena licin. Tidak terjadi keributan, bisa dibuktikan, tidak sampai adu jotos,” ujarnya.

Dia mengatakan, yang terjadi hanya adu mulut antara salah seorang Napi dengan petugas Sipir. ”Tidak ada kerusuhan. Namun hanya salah paham saja, karena salah seorang Napi tersenggol saat ambil uduk, sehingga terjatuh dan bajunya kotor sehingga terjadi adu mulut,” ujarnya.

Pihak Rutan katanya, tidak pernah menutup-nutupi peristiwa yang terjadi. ”Kalau teman-teman wartawan tidak percaya, silakan saja datang kesini langsung dan lihat bagaimana kondisi di rutan sekarang,” ucapnya.
 
Dia berharap, isu-isu yang tidak benar tersebut tidak diperbesarkan, karena malah bisa merusak ketentraman di Rutan. ”Sebenarnya malam itu kita mau mengadakan taraweh, namun untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, taraweh kita batalkan. Apalagi jumlah personil kita juga terbatas,” pungkasnya.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images