iklan
Permintaan daging sapi menghadapi Hari Raya Idul Adha 1434 Hijriah diperkirakan akan mencapai 1.200  ekor sapi. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan (DP3K) Kota Jambi melalui Kabid Peternakan Said Abubakar. "Hari Raya Idul Adha tahun ini, diperkirakan permintaan sapi akan mencapai 1.200 ekor," kata Said.

Lantas, bagaimana dengan stok hewan kurban untuk mencukupi permintaan warga tersebut?  ia menyebutkan jika DP3K memastikan stok daging sapi aman dan terkendali. "Saat ini sudah ada stok sekitar 600 ekor lebih. Sementara, waktu masih ada sekitar kurang lebih 28 hari lagi. Sehingga, dapat dipastikan tiga hari menjelang Idul Adha semua sapi sudah tiba di Kota Jambi," ungkapnya.

Disampaikan Said, sampai saat ini, Lampung, masih menjadi daerah terbesar penyuplai hewan kurban ke Jambi. Bahkan, kurang dari sebulan pelaksanaan hari raya Idul Adha 1434 Hijriah pada 15 Oktober mendatang, saat ini sapi-sapi dan kambing dari Lampung sudah masuk ke Kota Jambi.

Jelasnya lagi, beberapa pengumpul hewan kurban sudah menyiapkan order untuk mendatangkan sapi maupun kambing dari Lampung dan sejumlah daerah lainnya. Soalnya, selain Lampung, sapi juga didatangkan dari Bengkulu serta sebagian wilayah Sumatera Selatan.

"Sekarang saja di tempat pak Satiman sudah 100 ekor stoknya. Kemudian di Talang Bakung lebih 100. Sunowo, Mat Beken, Yudi dan beberapa pengumpul lainnya sudah melakukan koordinasi dengan kita," jelasnya.

Diperkirakannya, untuk idul adha tahun ini, warga lebih memilih memotong sapi dibandingkan kambing untuk hewan kurban. Pasalnya, tahun lalu kebutuhan kambing diprediksi sekitar 800 ekor. Namun, pada kenyataannya di lapangan hanya 400 ekor yang dipotong. "Tahun ini juga demikian, diprediksi warga lebih memilih memotong sapi," sebutnya.

Selanjutnya dijelakannya, untuk pemeriksaan hewan kurban untuk memastikan hewan yang akan dipotong benar-benar aman dan layak konsumsi, dia mengatakan, pada H-10 Hari Raya Idul Adha akan ada tim dokter hewan yang akan melakukan pemeriksaan.

Dijelaskannya, jika dalam pemeriksaan nanti ditemukan hewan yang tidak layak untuk dipotong sebagai hewan kurban maka petugas tidak akan mengeluarkan sertifikatnya. "Yang lolos pemeriksaan akan diberikan label aman dari petugas. Biasanya akan ditempel pada telinga hewan maupun pada tali di bagian lehernya," katanya.

Pemeriksaan yang dilakukan, terus Said, bukan hanya pada kesehatan hewan saja. Namun lebih dari itu, untuk keutuhan hewan juga menjadi perhatian. Misalnya, jika hewan cacat maka tidak akan diloloskan. "Jika ketemu ada yang luka atau cacat tentu saja akan diperiksa. Jika memang di luar batas kewajaran maka kita perintahkan untuk tidak dijual hewannya," sebutnya.

Selain itu, untuk petugas atau panitia kurban di masjid-masjid serta di instansi pemerintah dan swasta, pihaknya akan mengirimkan selebaran berisi tentang tata cara pemotongan hingga pendistribusian dagingnya. "Agar warga tahu bagaimana memotong yang baik. Mengelola daging yang ASUH, yakni aman, sehat, utuh dan halal. Sehingga aman dan halal untuk dikonsumsi," pungkasnya.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images