iklan
KUALATUNGKAL, Ambok Dalek (40) warga Rt 10 Kelurahan  Kampung Nelayan, Kuala Tungkal hilang terseret derasnya  gelombang laut sekitar pukul 03.30 WIB Minggu (15/9) di Kuala Betara.

Kejadian bermula saat Ambok bersama kedua orang tetangganya Abu dan anaknya itu berniat membuat Tiang Pancang Togo (Alat penangkap ikan). Ditengah laut, tiba-tiba kapalnya dihantam gelombang dan ketiganya tenggelam.

Beruntung Abu dan anaknya berhasil memegang tiang pancang togo, dan bisa selamat. Sementara itu, Ambok Dalek tidak bisa terselamatkan.

Menurut cerita Abu, sebelum menghilang dirinya sempat mendengar teriakan minta tolong dari Ambok. ''Suaranya terdengar kecil sekali, mungkin karena sudah jauh,''terang Abu saat ditemui di kediamannya.

Diceritakan Abu, sebelum peristiwa itu terjadi, dia bersama anak dan Ambok berniat membuat Togo yang lokasinya berbatasan dengan wilayah Tanjab Timur, tepatnya di Pangkal Duri. Setelah mempersiapkan semua perlengkapan, mereka pun akhirnya berangkat. Dengan menggunakan perahu berukuran 1 GT. Disamping membawa perlengkapan kerja, ia  juga menarik belasan batang kayu untuk di cacakkan (tancap) dilokasi kerja.

Ditengah perjalanan, saat melintasi togo milik orang lain, tanpa disengaja kayu yang ditarik dengan  perahu tersebut tersangkut salah satu tonggak. Secara kompak, mereka bertiga berusaha melepaskannya. Namun sayang, derasnya arus sungai Kuala Betara waktu membuat. Posisi pompong mulai miring dan akhirnya tenggelam,''paparnya.

Pantau dilapangan, puluhan warga Kelurahan Kampung Nelayan langsung makukan pencarian, bahkan sejumlah aparat turut serta melakukan penyisiran. Namun hingga tengah hari, pencarian belum membuahkan hasil

Kapolsek Sektor Kawasan Pelabuhan Marina Kualatungkal, Iptu Reeza Andi Nova SE mengatakan awalnya sekitar pukul 02.00.WIB, korban bersama dua teman nya itu berangkat ke laut untuk mengandeng batang pinang untuk keperluan togok sebagai mata pencarian dilaut. Sambung dia belum sampai ditempat tujuan pompong yang digunakan tersebut sempat menabrak awangan togok yang ada di parit 11 Tungkal 1 hingga membuat pompong terbalik dan karam. " Memang dari musibah itu, dua orang teman korban selamat mereka adalah Abu dan Ariayadi," ungkap Reeza, Senin (16/9).

Dugaan sementara, kata dia pompong yang digunakan tersebut karam hingga terbalik akibat menabrak tunggul togok, lantaran korban tidak melihat akibat gelap. " Dugaan sementara pompong itu terbalik akibat nabrak tunggul togok," timpalnya. " Memang setelah beberapa menit kejadian kita mendapat laporan itu dari warga yang datang ke Polsek," tambah nya.

Terpisah, komandan kapal Pol Air Polda, Brigadir Saiful mengaku dari kemarin hingga kini pencarian terhadap korban tenggelam masih dalam pencarian. " Iya korban masih belum ditemukan, saat ini masih dalam pencarian dan kita juga langsung dibantu oleh keluarga korban," kata Saiful, (16/9).

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images