iklan Pengamat politik, Navarin Karim. Foto : Ist
Pengamat politik, Navarin Karim. Foto : Ist

JAMBIUPDATE.CO, JAMBI- Pemungutan dan penghitungan suara Pemilihan Umum (Pemilu) serentak 2019 tinggal menghitung hari. Idealnya, para calon anggota legislatif harus semakin gencar bersosialisasi agar mendapatkan kepercayaan masyarakat.

Hingga penghujung tahapan kampanye, sejumlah Caleg masih menggunakan cara tradisional. Buktinya mereka masih memilih memajang foto dan nomor urut menggunakan reklame berupa baliho dan spanduk yang cenderung merusak estetika kota.

Pengamat politik, Navarin Karim dengan gamblang menyebut reklame sebagai bentuk kampanye hanya buang-buang uang, alias boros. Tak akan efektif menggaet suara pemilih dan tidak mampu mengangkat perolehan suara.

Ada dua dampak adanya reklame. Menjadi informasi dan disisi lain bisa memunculkan antipati dari pemilih, ujarnya.

Sementara itu, pengamat politik Bahren Nurdin juga memiliki pandangan yang tidak jauh berbeda. Menurutnya, cara yang paling efektif adalah dengan tatap muka atupun dialog. 

Cara ini akan memiliki dampak yang berbeda, pemilih dan calon yang akan dipilih akan terlibat hubungan emisional, katanya.

Bahren menyebutkan, sejuah ini yang banyak terjadi dibanyak tempat, baliho ataupun spanduk hanya merusak estetika kota. Padahal ini seharusnya sudah diantisipasi penyelenggara sejak awal. 

Sekali lagi tidak akan berpengaruh signifkan dengan memasang baliho besar-besar, belum cukup. Masayarakat sudah cukup pandai, tarangnya. (aiz)


Berita Terkait



add images