iklan Hasil Survei. Sejumlah lembaga dan instituso mulai merilis hasil survei eletabilitas dua paslon yang berlaga di Pilpres 2019. (Dery Ridwansah/Jawa Pos)
Hasil Survei. Sejumlah lembaga dan instituso mulai merilis hasil survei eletabilitas dua paslon yang berlaga di Pilpres 2019. (Dery Ridwansah/Jawa Pos)

JAMBIUPDATE.CO, Masa kampanye pemilihan presiden memulai memasuki tahap debat ketiga pada Minggu (17/3) malam. Kali ini, kedua calon wakil presiden dari masing-masing kubu bakal unjuk gigi dalam debat yang membahas tema pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, serta sosial dan budaya tersebut.

Namun, jelang debat ketiga tersebut, bisa jadi menjadi ajang kubu 02 untuk mengejar ketertinggalan elektabilitas dari paslon rivalnya. Pasalnya, hampir seluruh lembaga survei masih menempatkan elektabilitas paslon oposisi itu di bawah petahana.

JawaPos.com mencatat, rentang jarak elektabilitas antara paslon 01 dengan 02 yang ditampilkan lembaga survei cukup beragam. Jaraknya berkisa dari angka 2 persen sampai dengan 24 persen.

Survei Lingkaran Survei Indonesia misalnya, survei terakhir yang mereka lakukan pada 18-25 Februari memprediksi elektabilitas Jokowi-Maruf 58,7 persen. Sedangkan Prabowo-Sandi sebesar 30,9 persen. Sementara itu, suara tidak sah 0,5 persen, dan belum menentukan pilihan 9,9 persen.

Elektabilitas Jokowi-Maruf sedikit telah mengalami kenaikan dari temuan survei sebelumnya pada 18-25 Januari 2019 lalu. Pada bulan lalu, elektabilitas petahana hanya mencapai angka 54,8 persen. Sementara itu, elektabilitas Prabowo-Sandi per Januari 2019 adalah 31,0 persen. Naik sekitar 0,1 persen pada bulan Februari.

Kondisi yang tak jauh berbeda pada survei Cyrus Network. Pada survei yang dilakukan pada 18-23 Januari 2019, Cyrus menyebut elektabilitas Jokowi-Maruf telah mencapai sekitar 57,5 persen dan Prabowo-Sandi sebesar 37,2 persen. Sekitar 5,3 persen responden masih belum menentukan pilihan.

Survei lainnya, Lembaga riset Konsep Indonesia (Konsepindo Research and Consulting) pada 17-24 Februari 2019 juga menunjukkan elektabilitas Jokowi-Maruf masih unggul dengan 54,8 persen. Di sisi lain, Prabowo-Sandi masih berada pada level 34,1 persen. Sisanya, masih belum menentukan pilihan.

Alvara Research Center pada 22 Februari-2 Maret 2019 juga memaparkan keunggulan pemilihan presiden masih dipegang oleh paslon Jokowi-Maruf. Paslon petahana itu unggul dengan perolehan 53,9 persen dan Prabowo-Sandi sebesar 34,7 persen. Sedangkan yang belum menentukan pilihan sebesar 11,4 persen.

Selanjutnya, survei terakhir juga dilakukan oleh Lembaga Sigi Media Survei Nasional alias Median. Dari survei terbarunya, pada 6-15 Januari, survei yang dilakukan pada 1.500 responden itu menunjukkan bahwa elektabilitas Jokowi-Maruf telah mencapai 47,9 persen dan Prabowo-Sandi sebesar 38,7 persen. Sisanya, belum menentukan pilihan.

Artinya, perbedaan elektabilitas keduanya hanya terpaut single digit. Yakni, 9,2 persen. Margin of error dari survei ini pun dipercayai sekitar 2,5 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. 

Tak jauh beda, survei Indomatrik pun telah menunjukkan bahwa elektabilitas kedua pasangan calon telah terpaut tipis. Dari survei yang dilakukan pada 21-26 Januari 2019, mereka memaparkan bahwsanya elektabilitas kedua paslon tinggal terpaut 4 persen.

Dari survei yang melibatkan 1.800 pemilih tersebut, elektabilitas Jokowi-Maruf pada level 47,97 persen dan Prabowo-Sandi sebesar 44,04 persen. Sementara itu, swing voters dalam survei tersebut sebesar 7,99 persen.

Berbeda dengan hasil seluruh lembaga survei sebelumnya, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi mengklaim pasangan nomor urut 02 telah unggul dari paslon petahana. Melalui survei internal, mereka memastikan angka keunggulan sebesar dua persen di atas Jokowi-Maruf di pilpres 2019.

Kepada JawaPos.com, Jubir Prabowo-Sandi, Andre Rosiade menyebutkan, paslon Prabowo-Sandi mendapatkan elektabilitas sebesar 48 persen. Sedangkan Jokowi-Maruf hanya mendapatkan 46 persen. Sisanya, belum menentukan pilihan.

Andre mengatakan, survei tersebut dilaksanakan usai debat kedua pada 17 Februari 2019 lalu. Menurut Andre, hasil tersebut didapat dari 2.000 responden yang tersebar secara nasional. Namun, dia tak menjelaskan lebih lanjut ihwal metode survei dan teknis pelaksanaan survei internal.

Editor : Dimas Ryandi

Reporter : Igman Ibrahim


Sumber: JawaPos.com

Berita Terkait



add images