iklan Ilustrasi
Ilustrasi

JAMBIUPDATE.CO, JAMBI- Perolehan suara partai Gerindra di Provinsi Jambi pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 bisa terganggu. Ini menyusul pemberhentian Ketua DPC Gerindra Tebo M. Najib dan Ketua DPC Gerindra Batanghari Syahrial beberapa hari yang lalu.

Keputusan itu termasuk kontroversial karena terbilang sangat mendadak. Padahal kontestasi politik terbesar di tanah air hanya tinggal menghitung hari.

Syahrial maupun M. Najib sebenarnya memiliki kinerja cukup bagus sebagai jendral partai berlambang burung garuda di daerah masing-masing. Buktinya Pada Pemilu 2014 lalu, Gerindra berhasil memperolah 3 kursi di DPRD Batanghari dan 4 kursi di DPRD Tebo.

Pengamat Politik, Bahren Nurdin mengatakan, pengangkatan dan pemecatan seorang kader atau jabatan, harus mekanisme. Disetiap partai, tentu memiliki mekanisme masing-masing sesuai dengan AD/ART. Saya rasa kita tidak bisa komentar terhadap mekanisme itu. Sepenuhnya itu berada internal partai, ujarnya.

Namun, pemberhatian yang dilakukan Gerindra bisa saja bertujuan untuk merapatkan barisan. Karena dinilai beberapa ketua DPC ini membelot dukungan atau tidak maksimal selama menjabat. Kemungkinan itu bisa saja terjadi, ucapnya.

Hanya saja, kata Bahren, pemberhentian ketua DPC setidaknya akan berdampak pada perolehan suara partai pada Pemilu 2019. Ini tentu menjadi sebuah kerugian besar bagi Gerindra. Seharusnya merapatkan barisan, tapi disisi lain malah bercerai berai seperti ini, ungkapnya.

Menurutnya, pemberhentian ini akan membangun citra negative di tengah masyarakat. Setidaknya masyarakat akan menilai polemik membutikan ada masalah diinternal partai. Harusnya solid, kok makin dekat Pemilu malah banyak polemik. Polemik itulah yang nantinya akan membuat antipati masyarakat, tuturnya. 

Pengamat Politik dari Indo Barometer Hadi Suprapto juga menilai, jika polemik yang terjadi di internal jelang pemungutan dan penghitungan suara 17 April nanti sedikit banyak akan berdampak terhadap elektabilitas partai.

Tentu ini akan menggangu konsolidasi. Jelang Pemilu harusnya memperkuat konsolidasi, ini justru terjadi pembehentian, kataya.

Dalam pemberhentian, kata Hadi, mekanisme organisasi harus dijalankan. Tapi mungkin mereka punya mekanisme sendiri dalam mengambil keputusan itu, katanya.

Bagaimana dengan dampak terhadap Pilpres? Menurut Hadi, pemberhentian ini tidak banyak berdampak perolehan suara Pilpres di Jambi. Namun dampak itu mungkin berbanding lurus dengan perolehan suara partai untuk legislative. Kalau Pilpres itu figur seorang Prabowo, bukan personal tokoh yang ada di daerah, ungkapnya.

(wan)


Berita Terkait



add images