iklan Sutan Adil Hendra.
Sutan Adil Hendra.

JAMBIUPDATE.CO, JAMBI - Kuliner ataupun produk fashion suatu daerah harus didorong untuk memiliki identitas yang kuat sebagai ciri satu daerah. Dimana identitas yang kuat inilah yang menjadi daya tarik utama produk dan daerahnya, tanpa identitas kuliner dan fashion Jambi akan sulit untuk menjadi pemain yang diperhitungkan.

Pernyataan ini disampaikan Pimpinan Komisi X DPR RI Sutan Adil Hendra (SAH) ketika memberi sambutan dalam acara Bincang Kuliner dan Fesyen Kota Jambi di BW Luxury Hotel (9/4) kemarin yang diadakan oleh Deputi Infrastruktur Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Republik Indonesia.

"Orang kenal Palembang dengan Kota Pempek, Pekalongan Batik, lalu ada Bika Ambon dari Medan, ini semua memperlihatkan kuliner dan fashion suatu daerah harus memiliki identitas yang kuat, untuk dikenal pasar, sehingga saya sangat mendorong jika ada upaya memperkuat identitas kuliner dan fashion Jambi," ungkap SAH dihadapan ratusan pelaku kreatif Jambi. 

Terkait penguatan identitas kuliner dan fashion ini SAH mengatakan ada beberapa prasyarat yang harus kita penuhi, pertama kualitas kita harus baik dan diterima selera pasar, kedua, harus unik memberi gambaran akan budaya lokal, ketiga teknologi untuk masa berlaku produk maupun kemasan dan keempat ketersediaan produk yang mencukupi.

Dari keempat prasyarat tersebut SAH mengatakan produk kuliner dan fashion Jambi masih perlu ditingkatkan, sehingga ada identitas yang terbangun akan kuliner Jambi secara baik, seperti makanan olahan dari tempoyak, identitas kita lemah, bahkan ada kita yang dari Jambi malu untuk mengakui makanan tersebut khas dan digemari di Jambi, akibatnya banyak orang luar yang salah mengartikan bahwa tempoyak dibuat dari buah durian yang busuk, padahal kita orang Jambi tahu tempoyak dibuat dari buah durian matang yang kemudian difermentasi menjadi awet berbulan - bulan.

"Tempoyak akan sangat dikenal di nasional, ini bisa kita bentuk menjadi makanan khas yang beridentitas kuat kuliner Jambi, tapi kita terkadang malu untuk menjual ini," ungkapnya. 

Awaluddin Husni salah seorang peserta kegiatan Bekraf mengaku sependapat dengan pemikiran SAH tersebut, menurutnya identitas produk kuliner dan fashion harus dilakukan bersama - sama, bagiamana orang mengenal kuliner menjadi satu identitas daerah, pungkasnya. (wan)


Berita Terkait



add images