iklan Foto: Simulasi saat Memilih, yang Dilaksanakan PPK Sitinjau Laut.
Foto: Simulasi saat Memilih, yang Dilaksanakan PPK Sitinjau Laut.

JAMBIUPDATE.CO, KERINCI -  Tiga hari menjelang pemungutan suara Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2019, suasana di Kabupaten Kerinci sudah mulai memanas.

Pasalnya, sudah beredar isu dilapangan adanya salah Satu Desa yang hendak melakukan tindakan kecurangan.

Seperti di Tiga Desa di Kecamatan Danau Kerinci yakni Desa Seleman, Desa Koto Tengah Seleman, dan Desa Pasar Sore Seleman.

Hal tersebut disebabkan, disamping rendahnya partisipasi pemilih, sehingga banyak menyisakan surat suara.

Juga diduga beredar isu, adanya keinginan masyarakat Tiga Desa Seleman yang ingin memenangkan calon setempat dari Dapil 4 untuk DPRD Kerinci dengan memanfaatkan sisa surat suara.

Dugaan tersebut diperkuat dengan, berdasarkan data hasil Rekapitulasi suara pada saat Pilkada 2018 lalu.

Dimana di Desa Koto Tengah Seleman, terdapat 358 hak pilih yang tidak menggunakan hak pilih. Begitu juga di Desa Pasar Sore Seleman, terdapat 215 hak pilih yang tidak menggunakan hak pilih.

Yang paling parah di Desa Seleman, terdapat 1.035 hak pilih yang tidak menggunakan hak pilih.

Jika ditotalkan terdapat 1.608 sisa surat suara, apalagi ditambah dengan banyaknya warga Tiga Desa tersebut yang berangkat merantau di negri jiran Malaysia. Tentunya, jika isu tersebut benar-benar terjadi, akan merugikan para Caleg di Dapil 4.

Ketua Panwaslu Kecamatan Danau Kerinci, Saudi, saat dikonfirmasi, membenarkan bahwa pastisipasi Pemilih pada Pilkada 2018 lalu di Danau Kerinci masih rendah, karena masih banyak terdapat warga yang berada di Luar Negeri seperti Malaysia, tentunya akan rawan terjadinya kecurangan.

"Ya, Waktu Pilkada dulu dari 19 desa ada Tiga desa yang partisipasi Pemilihnya belum mencapai 50 persen seperti Desa Seleman, Talang Kemulun dan Tanjung Tanah, karena sebagian banyak di Malaysia," sebutnya.

Namun, terkait dengan desa yang masih rendah partisipasi Pemilih, pihaknya akan memperkatat melakukan pengawasan pada Pemilihan Umum 17 April nanti, karena rawan dimanfaatkan Peserta Pemilu.

"Kan banyak yang tidak ada di sini, karena ke Malaysia, jadi rawan dimanfaatkan sisa Surat Suara waktu Pemungutan Suara, makanya kita ketat pengawasan salah satu Seleman," bebernya.

Selain itu dirinya juga minta kepada jajaran Panwaslu Desa dan Pengawas TPS untuk mengawasi betul pelaksanaan Pemungutan dan Penghitungan Suara nantinya.

"Jangan sekali-kali Panwaslu Desa dan Pengawas TPS ikut terlibat dalam mendukung salah satu caleg, sebab sanksi cukup berat yakni Pidana dan Kode Etik," tegasnya.

Menurutnya di Pemilihan Umum, lebih rawan ketimbang Pilkada, karena hampir setiap desa ada Calon Legislatif yang maju. "Kita harapkan pelaksanaan Pemilu nantinya di Danau Kerinci berjalan Luber dan Jurdil, serta tidak ada terjadi kecurangan," pungkasnya.

Disinggung soal isu, adanya keinginan masyarakat Tiga Desa Seleman yang ingin memenangkan calon setempat dengan memanfaatkan sisa surat suara, ia mengakui atas adanya informasi tersebut.

"Namun kita telah melakukan pencegahan dan menegaskan kepada jajaran Panwaslu desa dan Pengawas tps, agar untuk mengawasi betul pelaksanaan Pemungutan dan Penghitungan Suara nantinya," tutupnya. (adi)


Berita Terkait



add images