iklan Mantan Gubernur Jambi Hasan Basri Agus (HBA). FOTO: dok
Mantan Gubernur Jambi Hasan Basri Agus (HBA). FOTO: dok

JAMBIUPDATE.CO, JAMBI- Kesusksesan diraih oleh partai Golkar dengan berhasil memperoleh dua kursi DPR RI Dapil Jambi berdasarkan hitung cepat Indo Barometer.

BACA JUGA: Demokrat Terancam Tak Dapat Kursi DPR RI, Ini Komentar Burhanuddin Mahir

Menurut pengamat politik Jambi Bahren Nurdin, hal ini merupakan pengaruh dari sejumlah hal. "Golkar ini cukup besar dengan adanya beberapa tokoh elit. Masuknya HBA memberikan pengaruh yang luar biasa karena namanya masih cukup harus di tengah masyarakat Jambi," katanya.

Dengan keberadaan HBA, hal ini tentu menjadi pendongkrak besar suara partai Golkar. Dan ini merupakan kerugian besar bagi Demokrat yang melepas HBA dulunya.

BACA JUGA: Kursi PPP dan Demokrat Dapil Jambi Terancam Lepas di Senayan, Pengamat Politik Bilang Begini

Sementara itu, Sekretaris Bappilu DPD I Golkar Jambi, Ivan Wirata, menegaskan jika pihaknya merasa cukup puas dengan hasil ini, meskipun agak kurang dari target yang telah ditetapkan.

Meski demikian, lanjut pria yang akrab disapa IW ini, dirinya menyampaikan hal ini tidak terlepas dari solidnya kerja Bappilu Golkar Jambi yang optimal pada Pileg 2019. Antusias masyarakat terhadap Golkar ditunjukan dengan hasil yang diperoleh pada Pileg 2019 ini, tegasnya.

Dirinya juga tidak menampik, melejitnya perolehan suara partai Golkar pada  Pileg 2019 untuk DPR RI Dapil Jambi ini tidak terlepas dari pengaruh dari sosok mantan Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus (HBA). Pengaruh HBA di Golkar ini memang cukup signifikan, bebernya.

BACA JUGA: Perbandingan Hasil Pileg 2014 dan Hitung Cepat Indo Barometer 2019 di Jambi, Klik di Sini

Dengan semangat dan kehadiran tokoh elit ini, lanjut Ivan,  hal ini juga membuat para Caleg-caleg Golkar menjadi lebih semangat untuk berjuang pada setiap Dapilnya. Itu yang membuat perolehan suara partai Golkar cukup optimal pada Pemilu kali ini, ucapnya.

Namun, dirinya mengakui masih ada sejumlah kendala di lapangan saat pemungutan suara berlangsung yang berdampak pada perolehan suara yang tidak sesuai dengan target. Karena ini berbarengan dengan Pilpres, jadi ada sebagian dengan masyarakat yang fokus pada kertas suara Pilpres saja, sementara Pileg tidak, katanya.

BACA JUGA:  Dua Kader Golkar Jambi Diprediksi Melenggang ke Senayan, Ini Penjelasan Peneliti Indo Barometer

Hal ini tentu menjadi kerugian bagi partai, yang seharusnya bisa mendapatkan suara lebih maksimal dari target yang ditetapkan. Kerta suara banyak dan juga lebar, jadi masyarakat agak kesulitan untuk mencoblos. Ini merupakan kerugian bagi kami dan itu dirasakan sekali, tukasnya. (wan/aiz)

 


Berita Terkait



add images