iklan Ilustrasi.
Ilustrasi.

JAMBIUPDATE.CO, SUMSEL-Kepolisian masih mengusut kasus ibu dan anak, Karlia Nadia, 38, dan putrinya, Sakina, 7, yang ditemukan tewas mengenaskan di rumahnya Jalan Swakarya 1, Kecamatan IB I Palembang, Sumsel, sehari pascapemilu.

Keduanya ditemukan sudah tak bernyawa di ruang depan rumah keluarganya. Ada dua bilah pisau dalam ruangan itu. Satu bersih di dekat meja TV. Satunya berlumuran darah di dapur (ruang belakang). Sedangkan tas pakaian milik korban, handphone (hp) dan flash disk serta mobil korban ada di parkiran.

Diduga, Nadia bunuh diri setelah menghabisi nyawa putrinya yang baru kelas 2 SD tersebut. Tampak darah membasahi lantai dan dinding rumah. Tewasnya ibu dan anak ini baru diketahui sekitar pukul 09.00 WIB. Polisi hingga kini masih belum mengetahui motif Nadia nekat menghabisi nyawa putrinya lalu bunuh diri tersebut.

Adik korban (Adi, red) yang menemukan mereka, kata Kasatreskrim Polresta Palembang Kompol Yon Edi Winara.

Menurut Yo Edi, begitu mendapatkan informasi warga adanya peristiwa itu. Anggota piket SKP, Reskrim dan tim Identifikasi langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP). Informasi yang dikumpulkan pihak kepolisian. Satu jam sebelum itu, Adi yang baru bangun tidur masih sempat bertemu kakaknya.

Saksi melihat korban dan putrinya seperti orang bingung, mondar-mandir sambil bawa tas pakaian. Ketika ditanya, korban hanya diam dan kemudian masuk ke dalam rumah, ujar Yon.

Sekitar pukul 09.00 WIB, Adi mendengar suara TV dari dalam rumah terdengar begitu besar. Dia pun memanggil sang kakak dan keponakannya, tapi tak ada sahutan. Dia pun mengetuk pintu, juga tak ada balasan. Sementara pintu depan dan belakang dalam kondisi terkunci. Karena curiga, dia pun menerjang pintu depan. Saksi Adi pun menemukan kedua korban sudah meninggal dunia di ruang depan, beber Yon.

Sehari sebelumnya (17/4), pukul 23.00 WIB, Nadia dan putrinya datang ke rumah saksi. Kepada sang adik, korban sempat minta diantarkan pulang ke rumahnya. Namun, di pertengahan jalan dibatalkan, malah minta diantar ke Kertapati tapi tidak jadi. Akhirnya, mereka pulang ke rumah saksi.

Saksi lalu memenangkan kakaknya itu sembari bertanya mau pergi ke mana. Namun, korban yang terlihat tidak tenang, tidak mau diganggu. Pada 18 April, sekitar pukul 04.00 WIB, korban bersama sang putri pergi ke rumah orang tuanya yang persis di belakang rumah Adi. Kepada ibunya, Nadia cerita kalau putrinya sakit. Dia bersikeras mau pulang.

Itulah paginya sebelum kejadian kedua korban terlihat mondar-mandir bawa tas di dekat rumah, ungkap Yon.
Ditambahkan Yon, keterangan yang didapat dari keluarga korban, termasuk suaminya, Nadia agak temperamental. Sesekali bertingkah aneh. Hasil penyelidikan dan penyidikan kita, korban mengalami gangguan psikologis, terangnya.

Korban sering cerita kalau dia titisan nabi. Kemudian melakukan kajian dan belajar agama secara otodidak. Suami korban sudah diperiksa petugas. Kalau masalah ekonomi atau utang, sejauh ini tidak ada. Korban bilang dia yang memiliki rumah sakit, mal. Dan bahkan akan memberikan uang Rp1 miliar kepada saudara-saudaranya, tutur Yon.

Keterangan Kompol dr Mansuri dari RS Bhayangkara Palembang. Motif kematian kedua korban belum dapat dipastikan. Harus dilakukan autopsi dan olah TKP kembali, ucapnya. Jenazah kedua korban dibawa pulang pihak keluarga, 18 April malam.

Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Pol Supriadi menjelaskan. Dari hasil olah TKP, tidak ditemukan adanya kerusakan pada kunci depan dan belakang. Pintu terkunci dari dalam, ungkap Supriadi.

Katanya, petugas di lapangan mendapatkan keterangan. Kalau belakangan ini Nadia mendalami ilmu agama secara otodidak. Sejak itu, dia emosional dan temperamental. Emosinya tidak stabil. Diduga kuat karena emosi yang tidak stabil itulah membuat ibu itu melakukan bunuh diri, tukas Supriad.

(dhe/pojoksatu/jpnn)


Sumber: www.pojoksatu.id

Berita Terkait



add images