iklan BANJIR: Sejumlah daerah dilanda banjir. Di Bengkulu mengakibatkan 29 orang meninggal dan di Sulteng ribuan rumah jebol diterjang air. (WAHYU/RAKYAT BENGKULU/Jawa Pos)
BANJIR: Sejumlah daerah dilanda banjir. Di Bengkulu mengakibatkan 29 orang meninggal dan di Sulteng ribuan rumah jebol diterjang air. (WAHYU/RAKYAT BENGKULU/Jawa Pos)

JAMBIUPDATE.CO,  Bencana alam silih berganti terjadi di negeri ini. Saat Bengkulu sedang sibuk mengevakuasi korban banjir, bencana serupa terjadi di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng).

Banjir bandang menerjang Desa Bangga, Desa Balongga, Desa Poi, Desa Rogo, dan beberapa desa lain di Dolo Selatan, Sigi, Sulteng, Minggu siang.

Akibatnya, ratusan rumah warga dan puluhan fasilitas umum rusak berat. Banyak jembatan dan jalan umum yang terputus.

Desa Bangga menjadi desa dengan kerusakan terparah. Sekitar 500 rumah warga rusak berat. Tidak sedikit yang tertimbun pasir hingga hanya terlihat bagian atapnya. Kami hampir 100 orang berada di satu atap rumah, sekitar 6 sampai 8 jam di atap, keluh Narvin, warga desa.

Bupati Sigi Mohammad Irwan Lapatta menduga, banjir bandang dipicu maraknya penebangan pohon secara liar. Indikasinya, masih banyak orang yang berjualan kayu di pinggir jalan. Saya tidak menuduh, ya.

Tapi, orang jualan kayu di pinggir jalan itu kayunya dari mana, tidak mungkin dari Sulawesi Barat dan Selatan, paling dari sekitar sini, katanya kepada Radar Sulteng. Saya tahu, di situ ada mata pencaharian, tapi kalau menebang pohon saya pikir jangan, lanjut bupati. Dia juga sering menemukan bukti kayu, bahkan akar pohon, yang sudah terpotong.

Menurut M. Fadlin, warga Desa Bangga, banjir kemarin merupakan yang terparah bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Selain Desa Bangga, kata Fadlin, banjir melanda desa tetangganya, salah satunya Desa Balongga. Tim relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) sudah tiba di lokasi banjir di Desa Balongga sejak pukul 20.00 Wita Minggu (28/4). Mereka langsung membantu mengevakuasi barang-barang berharga milik warga yang terendam lumpur.

Data yang kami kumpulkan di lokasi, ada ratusan rumah warga yang rusak berat. Dinding rumah jebol diterjang banjir, kata Syahril, relawan ACT, kepada Radar Sulteng.

Banjir bandang juga membuat akses di lima kabupaten di Sulteng terputus. Kadis Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Sulawesi Tengah Syaifullah Djafar mengatakan, akses yang terputus itu berada di Kabupaten Buol, tepatnya di jembatan air terang. Lalu, di Kabupaten Morowali Utara pada ruas Jalan Malino-Sumara Jaya.

Kemudian, di Kabupaten Banggai pada ruas Jalan Pangkalaseang-Balantak. Juga, di Kabupaten Poso pada ruas jalan Tonusu-Gintu dan Tonusu-Pendolo. Selanjutnya, di Kabupaten Sigi terdapat pada ruas Jalan Kalawara-Kulawi.Tim dari bina marga sedang melakukan langkah penanganan darurat untuk menormalkan akses yang terputus, kata Syaifullah.

Sementara itu, korban bencana banjir dan gempa di Bengkulu bertambah. Rakyat Bengkulu melaporkan, hingga kemarin korban meninggal bertambah menjadi 29 orang. Korban hilang menjadi 13 orang, luka berat 2 orang, dan luka ringan 2 orang. Data tersebut didapat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bengkulu.

Dari 29 orang yang meninggal dunia, 28 jenazah berhasil diidentifikasi. Korban terbanyak terdapat di Bengkulu Tengah (Benteng), yaitu 22 orang meninggal. Selain itu, terdapat dua kecamatan yang masih terisolasi, yakni Merigi Sakti dan Pagar Jati. Akses menuju dua kecamatan itu tertutup material longsor.

Kepala BNPB Letjen Doni Monardo mengatakan, pencarian dan evakuasi korban masih berlangsung. Proses tersebut melibatkan semua instansi yang terkait dengan penanggulangan bencana.

Kepala BPBD Bengkulu Rusdi Bakar menambahkan, tenda-tenda pengungsian sudah didirikan. Begitu juga posko kesehatan dan dapur umum.

Sementara itu, Dirjen Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR Hari Suprayogi kemarin tiba di Bengkulu. Bersama para pejabat setempat, Hari meninjau salah satu titik banjir di Kota Bengkulu. Tepatnya di dekat pintu air Tanjung Agung.

Ada dua tim yang turun. Satu tim dari bina marga. Mereka akan survei ke Bengkulu Selatan untuk melihat langsung jalan dan jembatan yang rusak, jelas Hari.

Untuk mencegah bencana terulang, Kemen PUPR akan merancang program normalisasi sungai dan peningkatan kapasitas tanggul. Proyek tersebut akan dikerjakan dengan jajaran pemda setempat.

Editor : Ilham Safutra

Reporter : (key/sca/dtk/c9/oni)

 


Sumber: JawaPos.com

Berita Terkait



add images