iklan DALAM PELUKAN: Aisyah, 13 bulan, digendong budenya kemarin (2/8). Dia merupakan satu-satunya korban selamat yang ada di dalam mobil saat truk menimpa taksi online itu. (YOGI WAHYU PRIYONO/JAWA POS) Kecelakaan maut terjadi di Cibodas, Tangerang, Banten, pada Kamis (1/8). Empat orang di dalam taksi online tewas setelah tertimpa truk bermuatan tanah merah. Satu-satunya yang selamat adalah balita berusia 13 bulan. Sang ibu berteriak meminta tolong. Begitu anak dalam pelukannya itu berhasil dievakuasi, dia meninggal.
DALAM PELUKAN: Aisyah, 13 bulan, digendong budenya kemarin (2/8). Dia merupakan satu-satunya korban selamat yang ada di dalam mobil saat truk menimpa taksi online itu. (YOGI WAHYU PRIYONO/JAWA POS) Kecelakaan maut terjadi di Cibodas, Tangerang, Banten, pada Kamis (1/8). Empat orang di dalam taksi online tewas setelah tertimpa truk bermuatan tanah merah. Satu-satunya yang selamat adalah balita berusia 13 bulan. Sang ibu berteriak meminta tolong. Begitu anak dalam pelukannya itu berhasil dievakuasi, dia meninggal.

YOGI WAHYU PRIYONO, Tangerang, Jawa Pos

JAMBIUPDATE.CO, - TIDAK ada yang menduga jika pagi itu akan menyisakan kedukaan mendalam bagi Riko. Pria 34 tahun tersebut kehilangan tiga keluarganya sekaligus. Istrinya, Fatmawati, 27; adik iparnya, Nanda Saputra, 24; dan sepupunya, Wandi, 22; tewas setelah taksi online yang mereka tumpangi tertimpa truk bermuatan tanah merah. Edy, driver mobil itu, juga meninggal.

Satu-satunya penumpang yang selamat di Daihatsu Sigra tersebut hanya putri Riko, Aisyah, 13 bulan.

Pelayat terus berdatangan di kediaman Riko, Jalan Karet IV, RT 001, RW 017, Kelurahan Cibodasari, kemarin (2/8). Sebelum pemakaman ketiganya yang dilakukan selepas salat Jumat, Riko menolak diwawancarai. Dia meminta pamannya, Suardi Guci, untuk menceritakan kejadian tragis itu.

Menurut Suardi, beberapa anggota keluarganya sudah merasakan firasat tak enak. Namun, mereka tak mampu menebaknya. Ibunda Riko yang saat ini sedang menunaikan ibadah haji, misalnya. Terasa ada yang mengganjal, kata Suardi.

Fatmawati juga tak seperti biasanya meminta ulang tahunnya yang jatuh pada 12 Agustus nanti dirayakan. Suardi menceritakan, sehari-hari Fatmawati berdagang pakaian di Pasar Bayam, Cibodasari, Tangerang, Banten. Hari itu Fatmawati mengajak dua saudara serta putrinya kulakan ke Tanah Abang, Jakarta Pusat. Seperti biasa, Fatmawati berangkat selepas salat Subuh dengan menggunakan taksi online. Anak sulungnya, Aisyah, kadang ikut kadang enggak. Karena sudah sekolah TK, terang Suardi.

Setelah Fatmawati berangkat, Riko kembali tidur. Satu setengah jam kemudian, Riko membuka toko. Dia belum tahu kejadian yang menimpa istrinya. Sekitar pukul 08.00 Riko mendapat informasi istrinya mengalami kecelakaan. Beberapa tetangga datang, ucap Suardi.

Riko langsung berangkat menuju lokasi kejadian. Yang membuat dia miris, jaraknya hanya 1,5 km dari rumah. Setiba di sana Riko mendapati kabar putrinya dirawat di Klinik Bersalin Rany. Korban lainnya ada di RSUD Kabupaten Tangerang. Saya yang diminta ke RS. Kondisi ketiganya sudah meninggal dunia, tuturnya.

Suardi mengatakan, saat kecelakaan Fatmawati masih dalam kondisi sadar. Dia berteriak meminta tolong kepada warga untuk menyelamatkan putrinya, Aisyah. Kondisi mobil ringsek dan tertimbun tanah merah muatan truk yang menimpa. Fatmawati melindungi putrinya itu dengan cara memeluk. Warga yang mendengar teriakan tersebut segera mengevakuasi Aisyah dengan menggunakan alat seadanya.

Dari jendela mobil, Aisyah dapat dikeluarkan. Tidak lama kemudian, Fatmawati sudah tak bersuara. Dia meninggal di dalam mobil itu beserta tiga korban lainnya.

Kondisi Aisyah tampak sehat. Tidak ada luka. Saat jenazah ibunya dibawa ke masjid untuk disalati, Aisyah tertidur di pelukan budenya. Sementara itu, Kaila, 6, kakak Aisyah, berlari-lari kecil. Dia masih belum mengerti kepergian ibunya. Kondisi Aisyah sehat. Nggak ada lecet. Almarhum ibunya hanya lecet, tapi tidak selamat karena tertimpa truk, ujar Suardi.

Riko dan Fatmawati menikah pada 2012. Mereka memiliki dua putri. Sudah lima tahun mereka tinggal di rumah tersebut. Kesehariannya, Riko berdagang peralatan jahit di Pasar Malabar, Cibodasari. Jaraknya sekitar 1 km dari toko istrinya. Sebelumnya Riko tinggal bareng sama saya di sini. Kemudian beli rumah di depan situ, tutur Suardi.

Tiga jenazah dimakamkan di TPU Selapajang Jaya, Tangerang. Pasca pemakaman, Riko menceritakan pesan terakhir dari almarhum istrinya. Tanggal 30 kemarin, pas saya ultah, dia kasih saya kue. Terus dia bilang, maaf saya nggak bisa kasih apa-apa, saya mau jadi ibu dan istri yang baik, kata Riko.

Riko mengatakan, istrinya hari itu berangkat pukul 05.15. Sebelum berangkat, dia menyiapkan seragam sekolah anak dan sarapan. Biasanya istrinya kulakan dua minggu sekali. Kamis itu bukan waktunya belanja. Fatmawati berangkat karena ingin mengajari Nanda yang mau buka toko baju. Pas mau berangkat, saya lihat dia sampai naik mobil. Dia lurus aja nggak nengok lagi. Saya ada perasaan agak berat. Saya sempet larang, saya bilang Senin aja, ucapnya.

Atas kejadian yang menimpa istri serta keluarganya, Riko meminta pelaku dihukum sesuai dengan aturan yang berlaku. Riko juga memperingatkan para sopir agar lebih berhati-hati dan tidak ugal-ugalan. Supaya tidak ada kejadian begini lagi, ujarnya.

Editor : Ilham Safutra

Reporter : (*/c10/ayi)


Sumber: JP

Berita Terkait



add images