iklan Illustrasi
Illustrasi

JAMBIUPDATE.CO, MUARASABAK Lebih kurang 300 Pembudidaya ikan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), terancam merugi. Hal ini disebabkan oleh faktor kualitas air berubah disaat musim kemarau. 

Selain itu, kondisi geografis daerah Tanjabtim yang berada dikawasan gambut dan pinggiran sungai, juga membuat pembudidaya ikan ketergantungan dengan pasokan air.

Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Perikanan Tanjabtim, Ibnu Hayat membenarkan. Dia mengatakan, bahwa musim kemarau yang terjadi saat ini memang sedikit mengkhawatir bagi pembudidaya ikan, terutama ikan kolam. 

"Mereka harus menjaga kondisi air dan mengurangi jumlah pembagian pakan ikan. Karena jika pembagian pakan ikan secara berlebihan bisa mengakibatkan Amonia," katanya.

Ia menjelaskan, sampai saat ini untuk kategori rawan kekeringan yang mengakibatkan berubah kadar asam terdapat di 4 (Empat) kecamatan, yaitu Kecamatan Muara Sabak Barat, Dendang, Rantau Rasau dan Geragai.

"Saat ini ada 300 an lebih Pembudidaya ikan di Tanjabtim baik yang terdata maupun kelompok. Dan untuk pembudidaya ikan kolam tanah, sebagian besar sudah mulai mengalami penyusutan air, jelasnya.

Dampak kondisi air yang berkurang tersebut, tegasnya, bisa mengakibatkan kematian ikan. Terutama kolam kolam yang berada di kawasan gambut, sangat rentan kondisi air nya berubah.

"Seperti yang terjadi di balai benih ikan BBI Dendang, kondisi air nya sangat mengkhawatirkan. Sehingga kolam tersebut harus dilakukan pengeringan dan pengangkatan benih, tegasnya. (lan)

 


Berita Terkait



add images