iklan Pengamat Politik Jambi, Bahren Nurdin.
Pengamat Politik Jambi, Bahren Nurdin. (Dok Jambiupdate)

JAMBIUPDATE.CO, JAMBI-NU Provinsi Jambi mengusulkan nama HBA agar bisa mengisi salah satu posisi menteri di kabinet Jokowi-Makruf Amin.

Menurut Pengamat Politik Jambi, Bahren Nurdin, mengatakan, jika wacana tersebut merupakan hal yang sah-sah saja. Namun, untuk mewujudkan Jambi dapat jatah menteri sepertinya tidak semudah membalikan telapak tangan.

“Saya rasa potitif, itu sah-sah saja. Karena memang partai pendukung memang punya hak untuk mengajukan hal seperti itu,” katanya.

Tetapi memang, lanjut Bahren, yang harus dikedepankan itu yakni profesionalisme terhadap rakyat, bukan kepada partai jika seandainya nanti terpilih sebagai seorang menteri.

“Menteri itu bukan bekerja untuk partai, tapi membantu presiden untuk rakyat. Jangan nanti jadi Menteri apa kata partai, percuma saja tidak bisa berbuat untuk rakyat,” tegasnya.

Menurut Bahren, meskipun Jambi memiliki sejumlah tokoh yang layak dibawa ke kancah nasional, seperti mantan Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus (HBA), Ketua DPD PDIP Provinsi Jambi, Edi Purwanto, namun persaingan di tingkat nasional bukan sesuatu yang mudah.

“Peluangnya cukup kecil. Dibutuhkan kerja keras baik secara politik maupun kualitas,” bebernya.

Terlebih lagi, lanjut Bahren, hasil Pilpres 2019 pada 17 April lalu, di Provinsi Jambi pasangan Jokowi-Makruf Amin kalah dalam perolehan suara dibandingkan pasangan Prabowo-Sandi.

Tak jauh berbeda dengan Pengamat Politik Indo Baromerer, hadi Surapto Rusli. Dia menyebutkan, kalau dilihat dari peta nasional, hal tersebut sepertinya akan cukup sulit terwujud.

Menurutnya, pertimbangan pertama dari sisi partai politik hari ini yang megang andil besar yakni PDI Perjuangan. Kemudian ada juga partai yang berada di pihak 02 juga ingin masuk di kabinet.

“Ini akan mengurangi jatah menteri yang lain,” katanya.

Kemudian juga, Dirinya mengaku belum melihat ada tokoh-tokoh di Jambi yang bisa dikatakan berhubungan dekat dengan Presiden Jokowi.

“Hari ini, dari Jambi siapa yang kelihatan dekat dengan presiden, saya kira belum ada,” tegasnya.

Terlebih lagi Jokowi kalah di Jambi pada Pilpres 2019 lalu. Kalau di Jambi bisa menang 80 persen, mungkin bisa jadi pertimbangan.

“Sementara kita tahu bahwa di Jambi Jokowi kalah, akan sangat kecil sekali peluang kursi menteri dari Jambi,” tukasnya. (aba/wan)


Berita Terkait



add images