iklan

JAMBIUPDATE.CO, WASHINGTON– Presiden AS Donald Trump hari Minggu (15/9), menuduh Iran berada di belakang serangan rudal atau drone terhadap kilang minyak terbesar di Arab Saudi, walaupun sebelumnya pemberontak Houthi di Yaman mengklaim mereka yang melakukan serangan itu.

“ada alasan untuk percaya bahwa kita tahu pelakunya. Washington “sudah siap perang”, sambil menunggu informasi lebih lanjut dari Arab Saudi,” cuit Trum melalui Twitternya, Senin (16/9)

Pernyataan perang Trump ini, menjadi kali pertama yang dilontarkannya. Trump juga menagaskan, bahwa pihaknya siap mengerahkan militer AS untuk menjawab serangan ke kilang minyak Arab Saudi, yang menyebabkan produksi minyaknya bisa turun sampai setengahnya.

Citra satelit yang dirilis AS dan diperiksa kantor berita AP menunjukkan sekitar 17 “titik sasaran ledakan” di fasilitas pemrosesan minyak di Abqaiq. Dua titik ledakan lainnya ditemukan di fasilitas Khura Saudi.

Pejabat senior AS mengatakan, bahwa kerusakan mengindikasikan serangan itu kemungkinan diluncurkan dari Irak atau Iran, dan bukan dari Yaman.

Pejabat yang tidak mau disebut identitasnya itu menerangkan kepada kantor berita Reuters, ada indikasi bahwa serangan itu dilakukan dengan rudal jelajah. Sedangkan pemberontak Houthi mengklaim, mereka menyerang dengan menggunakan drone.

Menanggapi tuduhan itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas MousaviIran membantah terlibat dalam serangan ke Arab Saudi.

“Tuduhan ini tidak dapat diterima dan sepenuhnya tidak berdasar,” ujarnya, yang disiarkan oleh TV pemerintah di Iran hari Senin (16/9).

Baghdad juga menampik kemungkinan bahwa serangan itu dilakukan dari tanah di kawasan teritorialnya.

“Pemerintah Irak membantah laporan media bahwa wilayah Irak digunakan untuk melancarkan serangan terhadap instalasi minyak Saudi,” kata pemerintah Iran di Twitter.


Berita Terkait



add images