iklan Terdakwa aksi terorisme bom Thamrin sekaligus Pimpinan JAD Aman Abdurrahman saat hadir dalam ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Terdakwa aksi terorisme bom Thamrin sekaligus Pimpinan JAD Aman Abdurrahman saat hadir dalam ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. (Dery Ridwansah/JawaPos.com)

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA - Polisi wanita (Polwan) Bripda Nesti Ode Samili (NOS) diduga terlibat dalam jaringan teroris. Dari hasil pemeriksaan diketahui dia sudah lama aktif dalam jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bekasi.

“Hasil pemeriksaan terpaparnya sudah begitu dalam, itu dilihat dari medsos. Ditandai dengan yang bersangkutan aktif terafiliasi dengan JAD. Ini jelas ada kaitan dengan saudara Abuzi, jaringan teroris yang kita amankan dua minggu lalu di Bekasi,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Mabes Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (9/10).

Namun, Asep belum menjelaskan apakah Bripda Nesti sudah ikut serta dalam aksi teror. Sejauh ini informasi tersebut masih didalami. Begitu pula dengan kemungkinan Bripda Nesti membocorkan informasi kepolisian kepada kelompok JAD.

“Saat ini masih kita dalami yang jelas yang bersangkutan ini aktif membangun hubungan dengan JAD,” jelasnya.

Lebih lanjut, Asep mengatakan, status Bripda Nesti saat ini masih sebagai anggota polisi. Proses pemeriksaan secara internal oleh Densus 88 Antiteror masih berlangsung. Sidang kode etik akan dijalani. Namun, sudah direkomendasikan untuk diberhentikan dari Korps Bhayangkara.

“Ada dua hal paralel yang pertama tentang bagaimana kewajiban dia (Bripda Nesti) yang statusnya masih Polwan, lalu, yang kedua teman-teman Densus dalami keterlibatan dia,” pungkasnya.

Sebelumnya, penyebaran paham radikalisme ditengarai sudah menggerogoti institusi Polri. Salah satu anggotanya Bripda Nesti, diduga terpapar dalam paham radikal Islamic State in Iraq and Syria (ISIS). Oleh karena itu, yang bersangkutan tengah dilakukan pemeriksaan intensif.

“Sementara ini dia diduga terpapar kepada paham-paham radikalisme dari ISIS, tetapi masih didalami,” ujar Kepala Bidang Penerangan Umum (Kabagpenum) Divisi Humas Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra di kantornya, Jakarta Selatan, Kamis (3/10).

Nesti yang masih berusia 23 tahun itu diketahui merupakan Polwan yang ditugaskan di Satuan Logistik Polda Maluku Utara. Jam kerjanya rutin dari pagi sampai dengan sore hari.

Asep juga mengatakan, Nesti sudah dua kali ditangkap dalam kasus radikalisme. Pertama dia ditangkap di Surabaya sekitar bulan Mei, selanjutnya diamankan kembali di Solo belum lama ini. Dia diduga terlibat dalam jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Wawan Wicaksono yang ditangkap di Salatiga, Jawa Tengah. (Sabik Aji Taufan/JAWAPOS.COM)


Sumber: www.jawapos.com

Berita Terkait



add images