iklan Massa Honorer K2 menggelar aksi damai di depan Istana Merdeka, Jakarta. Selasa (30/10). Meraka menuntut agar diangkat menjadi PNS.
Massa Honorer K2 menggelar aksi damai di depan Istana Merdeka, Jakarta. Selasa (30/10). Meraka menuntut agar diangkat menjadi PNS. (Ricardo/jpnn.com)

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA - Koordinator Wilayah Perkumpulan Hononer K2 Indonesia (PHK2I) Jawa Barat Cecep Kurniadi mengungkapkan keprihatinannya atas sikap pemerintah yang dinilai secara perlahan mematikan mereka.

Bukan hanya lewat Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan Mandiri yang difokuskan pada guru fresh graduate tetapi juga melalui rekrutmen CPNS 2019.

"Jangankan PPG, penerimaan CPNS hari ini juga pukulan bagi mereka yang usianya di atas 35 tahun dan sudah mengabdi puluhan tahun. Mereka cemas karena pengabdiannya akan tergeser dengan PNS baru. Sangat menyedihkan," kata Cecep kepada JPNN.com, Rabu (13/11).

Dengan kondisi tersebut, lanjutnya, honorer yang pengabdian belasan hingga puluhan tahun akan mati secara perlahan.

"Sungguh malang nasib honorer K2. Ketika negara kesulitan dana, tenaga kami dipakai. Ketika ada dana untuk rekrutmen pegawai, kami malah tersingkir oleh aturan yang dibuat pemerintah," tuturnya.

Sumarni Azis, korwil PHK2I Sulsel menambahkan, dengan diadakannya penerimaan CPNS 2019 ini, guru honorer K2 akan tersingkirkan di sekolah masing-masing.

"Dengan masuknya guru-guru baru yang lulus CPNS, otomatis honorer akan digeser atau diberhentikan. Yang lalu juga sudah ada teman mengalami hal tersebut. Sayang sekali pengabdian kami ini tidak dihargai," tandasnya. (esy/jpnn)

 


Sumber: www.jpnn.com

Berita Terkait



add images