iklan Amri Ikhsan.
Amri Ikhsan. (Ist)

Oleh: Amri Ikhsan

Norma baru adalah hidup dengan protokol kesehatan: cuci tangan sesering mungkin setidaknya selama 20 detik, jika batuk/bersin arahkan ke lipatan siku, bersihkan dan disinfeksi benda yang sering disentuh, tetap di rumah, pakai masker bila keluar dari rumah, hindari menyentuh wajah, jaga jarak fisik dengan orang lain (physical distancing).

Bukankah itu semua sudah pernah diajarkan orang tua kita, atau guru guru kita di sekolah atau di madrasah?

Pertama, pakai masker, mengenakan masker bisa jadi kedepannya menjadi kewajiban yang harus dilakukan dan ini diatur oleh negara/pemerintah. Benarkah pakai masker kebiasaan baru? .

Di kota padat, seperti Jakarta dengan tingkat polusi udara berada di zona merah, memakai masker semestinya menjadi keseharian. Hal itu sudah banyak dilakukan masyarakat Jakarta sehari-hari (Republika). Menutup wajah dengan syal, kerudung, atau masker menjadi cara untuk menangkal penyakit di beberapa belahan dunia hingga epidemi tersebut hilang di akhir tahun 1919. (kompas). Dibeberapa daerah waktu bencana kabut asap akibat kebakaran hutan, masyarakat juga sudah terbiasa memakai masker.

Kedua, cuci tangan, Apa kebiasaan sesuatu yang baru? Sekitar 98 persen penyebaran kuman di tubuh bersumber dari tangan kita sendiri. Menjaga kebersihan tangan salah satu upaya terhindar dari berbagai penyakit.

Tangan merupakan bagian dari anggota tubuh yang sering bersentuhan. Si tangan juga digunakan untuk memegang dan memasukan makanan atau minuman ke dalam mulut. Menjaga kebersihan tangan baik di kantor, sekolah, atau dimanapun merupakan hal yang sangat penting jika ingin terhindar dari sakit.

WHO juga menyatakan bahwa kedua tangan kita merupakan jalur utama masuknya kuman penyakit ke dalam tubuh. Itu sebabnya, selain menjalankan gaya hidup sehat, kebiasaan mencuci tangan dengan sabun akan mengurangi dan mencegah timbulnya penyakit. Banyak manfaat mencuci tangan yang sayang jika kita abaikan.

Berkaitan dengan menjaga kebersihan setelah dari luar rumah, sebenarnya Indonesia memiliki kearifan lokal yang sudah ada sejak lama. Kearifan lokal itu bernama gentong atau tempayan berisi air yang terbuat dari tanah liat.

Di masa lalu, gentong biasa diletakan di depan rumah. Posisinya di luar pagar sebelum masuk ke pekarangan. Fungsinya untuk membersihkan diri seperti mencuci tangan, kaki, dan membasuh muka. (goodnewsfromindonesia)

Ketiga, pysical distancing, jaga jarak. Batasan Interaksi Sosial di Tempat umum. Seperti di sekolah, tempat kerja, mall, supermarket, dan transportasi. Dulu orang orang orang tua atau guru mengaji sering menginggatkan kita untuk tidak bersentuhan apa lagi dengan yang bukan muhrim. Dulu jangankan bersentuhan, melihatpun dilarang, begitu ajaran orang tua kita dulu.


Berita Terkait



add images