iklan Ilustrasi.
Ilustrasi. (Net)

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA– Aktivis dan pendiri situs KawalCOVID19.id Ainun Najib mengkritik kalung antivirus corona yang baru saja di umumkan oleh Kementerian Pertanian (Kementan). Kalung antivirus ini bakal diproduksi secara massal

Ainun Najib menilai, Kementan seharusnya mengembangkan hal-hal yang bermanfaat yang berkaitan dengan pertanian dan peternakan di tengah pandemi. Seperti pengelolaan daging yang higenis, agar tidak terkontaminasi dengan corona.

“Yang seharusnya dilakukan @kementan dalam wabah COVID-19: panduan bertani & beternak yang aman, pengelolaan daging dan sebagainya agar tidak jadi hotspot penularan, subsidi yang terdampak,” katanya di akun twitter yang dikutip pada Selasa (7/7).

Ainun menilai, kalung anti corona sebagai pembodohan publik. Bahkan dia mengatakan kalung itu tidak punya dasar ilmiah.  “Bukannya malah berbisnis pseudoscience membodohi masyarakat begini,” ujarnya

Ia bahkan juga bertanya kepada Presiden Joko Widodo apakah yang dilakukan oleh Kementan adalah bagian dari visi misi presiden. “Inikah visi presiden pak @jokowi?” tanya Ainun Najib.

Kalung antivirus Kementan berbahan dasar eucalyptus atau kayu putih. Awalnya, saat launching, Kementan mengatakan bahwa itu namanya kalung antivirus corona. Namun kemudian diralat Kementan sendiri. Namanya diganti jadi kalung aromatherapy.

Kepala Balitbangtan Fadjry Djufry menegaskan tidak pernah mengklaim atas eucalyptus sebagai antivirus Corona. Sebab izin edar dari BPOM sendiri atas tiga produk eucalyptus yakni minyak roll on, inhaler, dan kalung aromatherapy hanya sebatas produk jamu.

“Kita menerima saran dan masukan. Izin dari BPOM memang tidak menyebut antivirus, sama di roll on eucalyptus ini tidak ada menyebut, karena memang harus melalui tahapan. Izin edar ini kan jamu,” kata  Fajry Jufri.

Selain itu, produk tersebut juga belum diuji langsung pada sampel asli Covid-19. Pihaknya hanya menguji kepada corona model, yakni alpha Corona, beta Corona, gamma Corona, delta Corona. (dal/fin).


Sumber: www.fin.co.id

Berita Terkait



add images