iklan
(Istimewa)

JAMBIUPDATE.CO, SEMARANG– Hidayah datang dan mengetuk hati siapa saja yang dikehendaki Allah ta’ala. Baik datang melalui orang-orang sekitar, ataupun datang dalam bentuk mimpi. Hal ini seperti yang dialami seorang advokat Yayasan Katolik.

Ya. Namanya Agustinus Prapto. Belum lama ini, dia memilih ucapkan syahadat setelah berulang kali bermimpi sang Ayah.

Dalam mimpinya, ayahnya meminta dirinya untuk segera mengucap dua kalimat syahadat dan memeluk agama Islam.

Mulanya ia tak mengindahkan mimpinya. Namun setelah berulang kali hatinya mulai gundah. Apakah petunjuk itu sebagai bentuk tagihan wasiat dari almarhum ayahnya sebelum meninggal atau sebatas bunga tidur.

“Pesan itu juga pernah disampaikan secara langsung oleh papa sesaat sebelum meninggal dunia. Papa menginginkan keluarganya yang beragama Katolik segera syahadat dan masuk Islam,” ungkapnya dikutip dari laman NU.or.id, Ahad (2/8).

Tekat Prapto menjadi mualaf bukannya tanpa halangan, dalam sekejap ia diusir oleh Istrinya dan keesokan harinya dipecat dari pekerjaannya sebagai konsultan hukum Yayasan Katholik di Kabupaten Kudus ketika niatnya pindah keyakinan diketahui.

Melihat kenyataan ini Prapto tidak putus harapan. Ia justru semakin mantap dengan pilihannya, ia pun pergi ke rumah salah satu teman di Kota Semarang untuk mencari ustadz yang bisa membimbing dirinya masuk Islam.

Sabtu (1/8) kepada NU Online disampaikan bahwa Agustinus Prapto resmi masuk Islam dengan mengucapkan dua kalimat syahadat tepat hari Arofah, 9 Dzulhijjah 1441 H atau hari Kamis, 30 Juli 2020.

Prapto menjadi seorang mualaf atas bimbingan KH Abdul Wahab seorang Pengasuh Pondok Pesantren Putri Modern Ni’matul Qur’an, Kelurahan Wates, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah.

“Saya datang ke sini mohon untuk dibimbing mengucapkan syahadat. Saya mau melaksanakan wasiat bapak saya, dengan cara masuk Islam,” ucap Prapto menyampaikan niatnya disaksikan para santri, ustadz dan mantan pengurus IPNU yang ada di pesantren tersebut.

Mendapati pernyataan tersebut ustadz yang dekat dengan kalangan aktivis Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kota Semarang lantas bertanya. “Apakah anda sudah yakin dan mantap?”

Ustadz Abdul Wahab pun melanjutkan, dalam ajaran Islam tidak boleh ada paksaan dalam keyakinan memeluk agama. “Jika Anda yakin, mantap, dan tanpa ada pihak manapun yang memaksa anda masuk Islam, saya bersedia membimbing anda baca syahadat,” lanjutnya.

Menjawab pertanyaan tersebut, Prapto dengan tegas menjawab sudah mantap bersyahadat dan menyatakan dengan sebenarnya bahwa tidak ada paksaan dari pihak manapun yang memaksa dirinya menjadi muslim.

Tidak ada paksaan dari pihak manapun pak, bahkan saya rela diusir dari keluarga dan dikeluarkan dari tempat kerja saya, asalkan saya dibimbing untuk masuk Islam,” ringkasnya.

Usai membimbing Prapto bersyahadat, Ustadz Abdul Wahab memberikan sedikit wejangan, hidayah Allah memang tidak bisa kita cari. Ia akan hadir dengan sendirinya sesuai kehendak Allah.

“Semoga pak Prapto bisa istiqamah menjalankan syariat agama Islam dan menjadi muslim yang shalih, bertakwa, dan menjadi teladan bagi keluarga pak Prapto,” doa Pengasuh Pondok Pesantren Putri Modern Ni’matul Qur’an, Ustadz H. Abdul Wahab.(nu)


Sumber: NU via www.fin.co.id

Berita Terkait



add images