iklan Ustadz Maaher At Tuwailibi.
Ustadz Maaher At Tuwailibi. (twitter @ustadzmaaher_)

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA- Pendakwah Ustad Maaher At-Thuwailibi mengaku heran dengan peristiwa penusukan yang dialami oleh Syekh Ali Jaber saat mengisi kajian di Lampung pada Ahad (13/9) sore.

Ustad Maaher menilai, selama ini jika pelaku penusukan menyerang kalangan ulama atau aktivis dakwah, maka pelaku akan dianggap memiliki gangguan kejiwaan.

“Ada yang bisa jawab kebingungan saya? Kalau yang ditusuk para Ulama atau aktivis dakwah, mereka langsung teriak, ‘Pelakunya orang gila, ” ujar Maaher dikutip dari akun twitternya, @ustadzmaaher_ pada Senin (14/9).

Sebaliknya menurut Maaher, jika yang diserang adalah kalangan pejabat, maka pelaku akan disebut sebagai teroris dan radikalis. Maaher mencontohkan peristiwa penikaman yang dialami Wiranto tahun lalu.

 “Tapi begitu yg ditusuk adalah Pak Wiranto (menterinya Jokowi), mereka teriak: ‘Pelakunya Teroris, ISIS, Radikalis, ” katanya.

Lebih lanjut, melalui video yang diunggah Maaher, dia bilang bahwa jika peristiwa penusukan Syekh Jaber ini dicurigai sebagai kebangkitan paham komunis, maka akan dicap sebagai penyebar hoaks dan atau isu yang tak benar

“Kalau kita bilang ini isu bahwa PKI sedang bangkit lagi, nanti kita dibilang menyebarkan isu hoax dan sebagainya.” Ucap Maaher.

“Yang membuat saya heran, di setiap adanya peristiwa berita pembunuhan menusukan, yang membuat saya selalu bertanya-tanya, kenapa korbannya selalu para Ustad, para kiyai ulama.” Imbuh da’i asal Medan ini.

Sementara itu, Kapolda Lampung Irjen Pol Purwadi Arianto menjelasakan, peristiwa itu terjadi pada pukul 17.00 WIB. Ketika Ustad Syech Ali Jaber mengisi tausyiah di Masjid Falahudin, Kelurahan Sukajawa, Kecamatan Tanjungkarang Barat.

Pelaku menyerang Ali Jaber dengan pisau dapur hingga menyebabkan ulama asal Madina itu mengalami luka tusuk di bagian bahu kanan atau lengan atas sedalam 4 cm.

“Kediaman pelaku sendiri tak jauh dari masjid tempat berlangsungnya acara. Yakni di Jalan Tamin, TkB. Jaraknya sekitar 300 meter,” jelas Kapolda dikutip dari Radar Lampung (Grup FIN).

Ditanya mengenai modus operandi yang dilakukan pelaku, Kapolda mengatakan menurut penjelasan orang tua pelaku mengalami gangguan jiwa.

“Tetapi dari pihak kepolisian tidak percaya begitu saja menerima penjelasan ini.” Ujat Kapolda. Pelaku akan diperiksa kejiwaannya untuk memastikan motif penusukan itu.(dal/fin)


Sumber: www.fin.co.id

Berita Terkait



add images