iklan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jambi DR, dr. Deri Mulyadi, Sp.OT, SH, MH, M.Kes
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jambi DR, dr. Deri Mulyadi, Sp.OT, SH, MH, M.Kes

JAMBIUPDATE.CO, JAMBI-Tenaga kesehatan (Nakes) di Provinsi Jambi harus banyak bersabar, dalam menangani pasien Covid-19 di Provinsi Jambi. Bukan karenapenyakit yang dihadapi menular dan mematikan, tetapi insentif (tunjangan) nakes mulai dari Dokter hingga perawat belum dibayar untuk lima bulan (Mei hingga September).

Hal ini disuarakan oleh Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jambi dr. Deri Mulyadi. Kata dia ia mendaptakan laporan dari koleganya maupun dari Direktur RSUD Raden Mattaher. Deri juga menyebutkan insentif ini tak seindah dibayangkan, dia juga tak bisa memandang pasti penyebab belum dibayarkan insentif ini.

BACA JUGA: Soal Insentif Dokter yang Belum Dibayar, Ini Kata Plt Kadinkes Provinsi Jambi

“Kita tak tahu, apakah karena birokrasi prosedur atau mental pejabat birokrasi yang tak memudahkan, atau juga karena persoalan ketakutan hukum, ini yang belum terpecahkan,”ujarnya.

Menurut Deri, masalah kesejahteraan inilah yang perlu ditanggapi serius.

“Artinya sampai sekarang insentif belum dibayar bagaimana dokter mau bekerja dengan baik, ini merupakan titipan Dirut RSUD Mattaher juga, katanya urusan insentif sampai saat ini masih di meja dinas kesehatan Provinsi Jambi,” jelasnya.

Bahkan, dia menyebutkan adalagi fenomena yang menyebutkan seolah-olah rumah sakit mengcovidkan orang. Diakuinya, ini menjadi barang baru dilapangan dan dia menyebut agar anggapan ini segera disikapi Dinas terkait.

“Ini penting, karena jangan sampai naskes sudah respon cepat menolong pasien malah dituduh dak benar, ini akan jadi kesulitan dilapangan nanti, muncul ketakutan yang bahaya, karena sekarang nakes hanya bicara soal kemanusiaan tak ada lagi bicara yang lainnya,” tegasnya. (aba)

 


Berita Terkait



add images