iklan Ilustrasi.
Ilustrasi. (Pixabay)

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA - Keputusan Facebook memblokir berita di Australia mulai Kamis (18/2) berdampak luar biasa. Imbasnya tidak hanya dirasakan kantor-kantor berita, tetapi juga departemen kesehatan di setiap negara bagian, badan meteorologi, dan beberapa lembaga pemerintah lainnya. Dikhawatirkan, berita-berita hoax bertebaran.

”Tindakan tidak bertanggung jawab yang dilakukan Facebook akan mendorong penyebaran berita palsu yang sangat berbahaya selama pandemi Covid-19. Ini merupakan pengkhianatan terhadap pengguna di Australia,” terang perwakilan Aliansi Seni, Hiburan, dan Media Marcus Strom seperti dikutip Agence France-Presse.

Semua itu bermula karena pemerintah Australia tengah merancang undang-undang untuk menyamakan kedudukan antara raksasa teknologi dan penerbit media. Selama ini, dalam setiap AUD 100 (Rp 1,09 juta) yang dihabiskan untuk iklan digital di media Australia, AUD 81 (Rp 884 ribu) masuk ke Google dan Facebook. Di RUU tersebut, Facebook dan raksasa teknologi lainnya diwajibkan membayar kepada penerbit media atas konten yang diunggah ke platformnya.

Facebook berkeberatan. Sebab, mereka harus membayar untuk berita-berita yang tidak mereka minta atau inginkan, tetapi ada di platform. Facebook punya dua opsi, patuh atau berhenti mengizinkan konten berita di layanan Negeri Kanguru. ”Dengan berat hati, kami memilih yang terakhir,” bunyi pernyataan Facebook seperti dikutip BBC.

Mulai kemarin, penduduk Australia tidak bisa mengakses link artikel berita, baik media lokal maupun internasional. Pengguna internasional juga tidak bisa mengakses halaman Facebook media Australia. Di pihak lain, berita-berita palsu dan teori konspirasi masih bisa diakses.

Pemblokiran Facebook hanya berselang beberapa hari sebelum rencana vaksinasi Covid-19 di Australia. Ada kekhawatiran bahwa kelompok antivaksin menenggelamkan pesan dan berita positif terkait dengan vaksinasi.

”Saya katakan sekali lagi pada Facebook, pikir sekali lagi. Anda mungkin melakukannya karena uang. Namun, kami melakukannya demi keselamatan, perlindungan, dan tanggung jawab,” ujar Menkes Australia Greg Hunt.(*)


Sumber: www.jawapos.com

Berita Terkait



add images