iklan ILUSTRASI
ILUSTRASI

JAMBIUPDATE.CO,- Surah al-Fatihah. Inilah surah yang memiliki kedudukan paling mulia dalam kitab suci Alquran. Bahkan Rasulullah SAW kerap menekankan keutamaan surah al-Fatihah ini, dalam setiap denyut kehidupan sosial maupun ibadah seorang Muslim. Bukan sekadar sebagai pembuka Alquran.  

Menurut Prof Muhammad Amin Aziz, dalam The Power of Al-Fatihah, surah yang termasuk deretan surah Makkiyah (yang turun sebelum hijrah) dan terdiri dari tujuh ayat itu, memang memiliki sejumlah keistimewaan, dibandingkan surah-surah lainnya. 

Seperti dalam hadis Rasulullah, surah al-Fatihah merupakan surah yang tidak ada pada kitab-kitab terdahulu, selain Alquran. Pun di dalam Alquran sendiri, tidak ada yang menyamainya dalam hal kemuliaan makna serta kaidah.

Maka itulah, terkait dengan salat sebagai kewajiban umat Islam, al-Fatihah merupakan unsur terpenting dalam ibadah itu. Dialah pembuka dari surat-surat lainnya, pun dikenal dengan sebutan as sab’ul matsani (tujuh yang diulang-ulang), karena dibaca berulang-ulang pada setiap raka’at shalat.

Rasulullah SAW bersabda, ”Barang siapa shalat dalam keadaan tidak membaca al-Fatihah, maka salatnya cacat (Rasulullah mengulanginya sampai tiga kali).” (HR  Muslim dari sahabat Abu Hurairah RA).

Secara keseluruhan, terdapat beberapa unsur pokok. Pertama, keimanan, yang terdapat dalam ayat 2, di mana dinyatakan bahwa segala puji dan syukur atas segala nikmat itu bagi Allah SWT, Sang Pencipta dan sumber segala nikmat di alam ini, antara lain nikmat menciptakan, nikmat mendidik dan menumbuhkan. Kedua, penetapan adanya hari kiamat dan hari pembalasan pada ayat 4. 

Ketiga, berupa hukum-hukum, yakni jalan kebahagiaan dan bagaimana seharusnya menempuh jalan itu untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat, seperti pada ayat 6. Sementara yang keempat, tercantum di ayat terakhir, yakni kisah-kisah para Nabi dan orang-orang terdahulu yang menentang Allah. 

Menurut Amin, surah al-Fatihah yang dibaca umat Islam berulang-ulang dalam shalat, mustahil walau perlahan tidak menghasilkan perubahan personal, sosial, politik, dan ekonomi.

”Ini kalau makna surah itu dipahami dan dihayati dengan baik dan tepat, serta tumbuh berkembang dalam suatu lingkungan yang kondusif dan saling mendukung,” kata dia. (Jpnn/fnn)


Sumber: www.fajar.co.id

Berita Terkait



add images