iklan Ilustrasi.
Ilustrasi. (FIN)

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA – Akibat kebijakan larangan mudik pada 6-17 Mei 2021 yang dikeluarkan pemerintah, PT Jasa Marga (Persero) Tbk terpaksa harus kehilangan potensi pendapatan akibat terjadinya penurunan arus traffic hingga 40 persen.

Hal itu diungkapkan oleh Direktur Utama PT Jasamarga Tollroad Operator (JMTO), Dwi Winarsa, saat peninjauan command centre Jasa Marga di Jatiasih, Senin (10/50 kemarin.

“Ada pengetatan ada penyekatan di Jabodetabek, di Bandung semua pintu keluar, di Ngawi dan lain-lain, itu berefek pada jumlah transaksi atau jumlah kendaraan yang melintas, secara data umum turunnya hampir 40 persen keseluruhan,” ujar Dwi.

Namun demikian, Dwi mengaku belum tahu berapa jumlah pasti potential lost pendapatan Jasa Marga akibat pelarangan mudik tersebut. Ia menyebut harus menghitung terlebih dahulu besaran potential lost tersebut dalam rupiah. Namun demikian, ia memastikan jika dibandingkan pada Lebaran tahun 2020, tahun ini potential lost yang terjadi lebih sedikit.

“Sampai akhir pengetatan nanti berkurang 40 persen transaksi, lumayan besar. Itu dibanding posisi normal, kalau dibandingkan tahun lalu malah ada peningkatan, tapi kira-kira memang ada pengurangan 40 persen. Kita akan lihat nanti pengetatan ini kan sampai tanggal 17 Mei,” jelasnya.

Dwi menambahkan, JMTO saat ini mengoperasikan jalan tol sepanjang hampir 1.400 kilometer, baik itu jalan tol milik Jasa Marga maupun Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) lain yang menjadi klien-nya, Adapun jumlah transaksi harian jalan tol yang ditangani JMTO, disebut Dwi mencapai 2,3 juta transaksi per hari.

“Jumlah transaksi yang dilayani JMTO saat ini 2,3 juta transaksi per hari,” pungkasnya. (git/fin)


Sumber: www.fin.co.id

Berita Terkait



add images