iklan

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA – Cuaca ekstrem masih menghantui sebagian wilayah Indonesia. Karenanya masyarakat diminta mewaspadai cuaca ekstrem pekan ini, terutama jelang Lebaran.

Deputi Bidang Meteorologi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Guswanto meminta masyarakat agar waspada terhadap potensi hujan lebat di sejumlah wilayah Indonesia pada malam takbiran. Potensi hujan lebat diprediksi akan terjadi di Bengkulu, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan bagian utara, Kalimantan Utara, Lampung, dan Jawa Tengah.

“Khusus tanggal 12 Mei yang menjadi perhatian karena fokus pada cuaca malam takbiran,” ujarnya, Senin (10/5) malam.

Dijelaskannya, dari segi syarat hujan probabilitas, terdapat tiga wilayah yang patut diwaspadai. Sebab tiga wilayah itu memiliki probabilitas cukup tinggi pada tanggal 12 Mei, yakni Banten, Bengkulu, dan Sulawesi Barat.

Untuk potensi curah hujan selama sepekan ke depan, BMKG mengimbau masyarakat di Aceh, Sumatera Barat, Jambi Bengkulu, dan Sumatera Selatan untuk tetap waspada.

Dikatakannya cuaca ekstrem tersebut timbul lantaran dari tinjauan iklim dan musim kemarau, sebagian besar wilayah Indonesia telah mengalami awal musim kemarau 2021 sekitar Mei dan Juni.

BMKG memprediksi sekitar 22,8 persen zona musim (ZOM) memasuki kemarau pada bulan April, kemudian 30,4 persen ZOM pada bulan Mei, dan 27,5 persen pada bulan Juni.

Prakiraan puncak musim kemarau, lanjut Guswanto, 67,3 persen ZOM akan mengalami pada bulan Agustus 2021 dan 17 persen pada bulan September.

Hasil analisis dinamika atmosfer-laut menunjukkan bahwa terdapat aktivitas fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) di wilayah Indonesia yang teramati bersamaan dengan aktifnya fenomena gelombang ekuatorial lainnya, seperti gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial.

Saat ini juga teramati pola sirkulasi siklonik di wilayah Indonesia, yaitu di Laut Maluku Utara dan Papua Barat yang dapat membentuk pertemuan dan perlambatan kecepatan angin.

Daerah sirkulasi siklonik lainnya terbentuk di perairan Barat Sumatera Barat yang membentuk daerah konvergensi memanjang dari Sumatera Barat hingga Pesisir Barat Bengkulu.

Sirkulasi siklonik juga terpantau di Semenanjung Malaysia bagian utara yang membentuk daerah konvergensi yang memanjang dari utara Pulau Natuna hingga Laut Cina Selatan barat Semenanjung Malaysia.

Gerakan pergeseran juga terpantau memanjang dari Sumatera Utara hingga perairan berat Aceh di Kalimantan Timur hingga perairan utara Kalimantan bagian utara dan Sulawesi Tenggara hingga Sulawesi Barat dan dari Papua Nugini bagian tengah hingga Papua bagian barat.

“Kondisi ini mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi,” katanya.(gw/fin)


Sumber: www.fin.co.id

Berita Terkait



add images