iklan

JAMBIUPDATE.CO, KUPANG – Stasiun Geofisika Sumba Timur Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT) berhati-hati.

Permintaan ini menyusul tingginya sambaran petir di kawasan tersebut sepanjang periode Oktober 2021 lalu. BMKG mencatat sebanyak 82.396 kejadian sambaran petir di wilayah tersebut.

Menurut Kepala Stasiun Geofisika Sumba Timur Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kustoro Haryatmoko, kejadian sambaran petir ini terdiri atas jenis petir awan ke tanah 26.633 kejadian dan petir dalam awan 55.763 kejadian.

“Kejadian sambaran petir ini tergolong tinggi, tolong hati-hati,” ujar Kustoro Haryatmoko.

Menurut Kustoro, jenis petir awan ke tanah atau Cloud to Groud Strokes (CG) merupakan jenis petir yang harus diwaspadai karena paling berbahaya dari semua jenis petir.

Petir jenis ini paling merusak dan berbahaya karena dapat menyambar langsung ke pemukiman atau kawasan perkantoran yang dapat menyebabkan hilangnya nyawa dan kerusakan bangunan.

Sementara petir dalam awan atau Intercloud (IC) terjadi di antar awan atau di dalam awan yang sangat berbahaya bagi penerbangan karena sambarannya menjalar melalui udara di antara dua badai petir atau thunderstorm.

Menurut Kustoro, berdasar tingkat sebaran, kejadian sambaran petir pada periode Oktober di Pulau Sumba terbanyak di Kabupaten Sumba Timur. Total sambaran sebanyak 63.981 kejadian untuk tipe petir CG dan IC.

Sedangkan jumlah aktivitas sambaran petir terkecil terjadi di Kabupaten Sumba Barat sebanyak 1.448. Karena itu, BMKG mengimbau masyarakat di Pulau Sumba agar tetap mewaspadai ancaman sambaran petir yang biasanya terjadi di saat hujan sehingga tidak menimbulkan korban jiwa.

“Masyarakat perlu mengurangi aktivitas di luar rumah saat terjadi hujan maupun mencari tempat berlindung atau menjauhi tempat-tempat yang mudah tersambar petir seperti tiang listrik, menara dan lainnya,” pungkasnya. (ant/jpnn/fajar)


Sumber: www.fajar.co.id

Berita Terkait



add images