KOKOH: Salah satu bangunan antik di Kecamatan Jangkat yang hingga saat ini masih berdiri kokoh.
Melihat Keberadaan Rumah Antik di Jangkat
Rumah Antik yang ada di desa Muara Madras merupakan salah satu dari sekian banyak bukti nyata dari kebudayaan asli di Merangin. Keberadaan rumah ini menyimpan cukup banyak keunikan. Apa saja keunikan serta hal menarik yang terdapat pada rumah tersebut?
Bangunan rumah antik di desa Muara Madras, Kecamatan Jangkat yang sudah berusia ratusan tahun masih berdiri kokoh hingga saat ini. Bagi masyarakat setempat, keberadaan rumah antik ini sudah menjadi hal biasa.
Kecenderungan masyarakat atas pengaruh modernisasi juga diyakini sebagai salah satu penyebab acuhnya masyarakat terhadap keberadaan rumah ini. Keberadaan rumah antik ini sendiri merupakan salah astu bukti nyata sejarah dan budaya asli Kabupaten Merangin.
Rumah antik ini berukuran kecil jika dibandingkan dengan bangunan lain di sekitarnya. Namun hingga saat ini rumah antik ini masih berdiri dengan cukup kokoh mempertahankan keaslian dari bahan material rumah tersebut.
Menurut salah satu warga Muara Madras, Zurmen yang ditemui mengatakan, saat ini di Desa Muara Madras hanya terdapat dua unit rumah antik yang masih memperlihatkan keaslian budaya daerah tersebut. Memang, karena sudah termakan usia yang sudah mencapai ratusan tahun, sudah terjadi penggantian beberapa bagian dari rumah tersebut.
Misalnya, atap yang aslinya terbuat dari kayu dan oleh masyarakat setempat disebut kayu lapis saat ini diganti dengan genteng. Begitu juga dengan bagian lain yang sudah lapuk termakan usia. Namun penggantian beberapa bagian ini tidak mengurangi kekentalan budaya yang terkandung disana.
“Dulunya banyak sekali, karena banyak yang membangun rumah, sekarang hanya tinggal dua buah saja. Namun aslinya masih dipertahankan,”ungkapnya.
--batas--
Rumah yang sudah cukup tua ini layak disebut rumah antik karena menyimpan cukup banyak keunikan yang terdapat disana. Bayangkan, dalam satu bangunan asli rumah ini tidak dapat ditemukan sebilah paku pun yang digunakan untuk menyatukan kayu yang merupakan material utama bangunan tersebut.
Selain itu, keunikan lain terdapat pada pintu dan jendela dari rumah tersebut. Pintu rumah antik tersebut yang lebih kurang seluas 1, 5 meter dan tinggi sekitar 1, 8 meter hanya menggunakan sekeping papan yang lebarnya disesuaikan dengan pintu tersebut. Begitu juga dengan jendela yang ukurannya lebih besar dari jendela rumah masa kini hanya menggunakan satu keping papan tanpa sambungan.
Selain itu, tiang rumah yang dibuat dari potongan kayu persegi delapan setinggi lebih kurang 1, 5 meter dengan diameter sekitar 0, 5 meter. Yang lebih menarik lagi terdapat ukiran ukiran timbul dan terlihat sangat indah yang terdapat di hampir pada setiap bagian dinding maupun pintu dan jendela rumah tersebut.
Hal menarik yang tak boleh dilupakan, rumah yang penuh dengan keunikan ini dibangun pada zaman yang sangat jauh dari kecanggihan seperti saat ini. Untuk memotong kayu yang pasti besar besar serta membuat papan yang jauh lebih lebar dari papan yang sering dijumpai saat ini.
Serta menciptakan ukiran ukiran indah tersebut saat itu mereka hanya menggunakan peralatan apa adanya, tanpa ada bantuan peralatan canggih seperti yang ada saat ini.
Beberapa sumber yang ditemui mengatakan, pada waktu pembangunan rumah tersebut, orang-orang pada zaman itu hanya menggunakan cara manual dengan menggunakan alat yang serba sederhana. (*)
sumber: MUNASDI AHMAD, Merangin