Warga Bakar 26 Pondok Pengarap Lahan PT DIIP

Posted on 2014-02-06 08:00:00 dibaca 3542 kali
SAROLANGUN, 26 pondok yang berada didalam lokasi PT DIIP yang diketahui sudah lama tak beroperasi dibakar oleh ratusan warga Desa Batu Putih Kecamatan Pelawan, sekitar pukul 10.00 WIB Rabu (5/2).

Alasan pembakaran itu karena warga mengklaim lahan yang selama ini di garap oleh para pendatang yang berada di eks perkebunan PT DIIP,merupakan hak milik warga transmigrasi.
Pondok yang dibakar warga tersebut adalah pondok yang di dirikan oleh warga pengarap lahan yang barasal dari Desa Pantai dan Desa Rantau Kadam Kabupaten Musi Rawas Sumsel.

Dari informasi yang didapatkan harian ini, warga yang melakukan pembakaran sedikitnya 120 orang yang terdiri dari beberapa desa dan berada di bawah naungan Koperasi Harapan Abadi sudah lama mengetahui adaya tanah mereka yang diserahkan ke PT DIIP digarap para penggarap.

Karena selama ini tidak bisa dihentikan akhirnya emosi warga memuncak dan mengambil tindakan sendiri. Untungnya saat dilakukan pembakaran tersebut pondok tersebut dalam keadaan kosong para penghuni pondol warga penggarap diduga sudah mengetahui kedatangan warga yang hendak membakar.

Selain pondok yang terbakar warga juga menempukan satu unit sepeda motor jenis yamaha jupiter Z, satu unit angkong dan juga tiga butir amunisi tajam kaliber 9 mm.
--batas--
Lebih memanas lagi saat para warga melakukan aksi pembakaran itu warga juga menemukan sebuah tulisan yang isinya semacam teror yang berbunyi. "Kami  hari ini kalah besok menang besok siapa yang mati tergeletak di dinding pondok yang di bakar warga".

Menurut SW salah satu warga mengatakan bahwa, aksi tersebut di dasari atas klaim kepemilikan lahan milik warga yang di garap PT DIIP. Bahkan lahan yang selama ini di garap oleh pengerap sudah berubah menjadi tanaman karet dan juga palawija. ''Ini sudah satu tahun lamanya terjadi,dan lahan yang selama ini di garap PT.DIPP tidak bisa kami garap tetapi malah di garap oleh para pengarap yang datang dari luar kabupaten Sarolangun,tentu saja kami tidak boleh sebab itu hak kami,'' jelasnya.

Bahkan di katakan SW bahwa selama ini warga desa,juga mendapatkan ancaman dari para pengarap dengan menakut nakuti dengan senjata api, dan setiap kali warga akan ke lahan meraka di usir,sehingga warga menjadi resah dan berbuat pembakaran. ''Selama ini kami sudah sering mendapatkan teror dari warga pengarap,setiap kali kami kekebun kami di usir,dan kami di takut takuti dengan senpi, ini merupakan puncak kesabaran kami sebab ini hak kami," jelasnya.

Sementara itu SW sangat berharap agar pemerintah segera bisa merespon, kejadian yang bisa saja berakibat pada anarkis, sebab warga hanya mempertahankan haknya. ''Kami minta pemkab Sarolangun segera turun menyelesaikan persoalan ini, agar tidak menjadi anarkis" harapnya.

Terpisah Kapolres Sarolangun AKBP Ridho Hartawan melalui kapolsek Singkut AKP A Lubis, mengatakan bahwa aksi kemarin (5/2), berjalan dengan tertib, dan warga melakukan pembakaran pondok. Namun barang bukti yang berada di lokasi, seperti sepeda motor, angkong dan juga amunisi di amankan di Polsek Singkut. ''Sejauh ini aksi warga kemarin kita kawal, dan kita juga amankan barang milik warga yang pondoknya terbakar ke polsek Singkut. Namun sejauh ini kondisi desa Batu Putih aman dan kondusif," jelasnya.

sumber: jambi ekspres
Copyright 2019 Jambiupdate.co

Alamat: Jl. Kapten Pattimura No.35, km 08 RT. 34, Kenali Besar, Alam Barajo, Kota Jambi, Jambi 36129

Telpon: 0741.668844 - 0823 8988 9896

E-Mail: jambiupdatecom@gmail.com