PT Pertamina (persero) .
JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA – PT Pertamina (persero) melakukan suplai perdana kargo trading produk Sodium Methylate Oxide (SMO) kepada PT Tunas Baru Lampung. Hal ini dilakukan sebagai bentuk dukungan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam penerapan kebijakan B20.
SMO merupakan bahan kimia yang dihasilkan dari pencampuran antara Methanol dengan Sodium Hydroxide. SMO digunakan sebagai katalis untuk proses transesterification dengan vegetebles oil dan bahan kimia lainnya untuk dijadikan Fatty Acid Methyl Esters (FAME).
FAME kemudian disalurkan ke Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina di seluruh Indonesa sebagai bahan pencampuran Biodiesel. “Pasokan SMO yang dilakukan oleh Pertamina ini merupakan upaya untuk mendukung produksi FAME yang akan menjadi bahan pencampuran bahan bakar nabati,” Fajriyah Usman VP Corporate Communication Pertamina.
Penggunaan SMO kata ia sebagai katalis akan membantu produksi FAME sehingga meningkatkan kehandalan ketersediaan FAME untuk mendukung program B20 yang dicanangkan pemerintah. B20 adalah program pemerintah yang mewajibkan pencampuran 20% biodiesel dengan 80% bahan bakar minyak jenis solar. Program ini mulai diberlakukan sejak Januari 2016 sesuai Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) nomor 12 tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri ESDM nomor 31 tahun 2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain.
Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 12 tahun 2015, jenis sektor yang wajib menerapkan diantaranya usaha mikro, usaha perikanan, usaha pertanian, transportasi dan pelayanan umum/ PSO (Public Service Obligation); transportasi non PSO; industri dan komersial; serta pembangkit listrik.
Program pencampuran Biodiesel ke dalam solar sebesar 20% (B20) sudah diimplementasikan dengan baik di sektor transportasi (PSO) sejak tahun 2016. Sesuai arahan Presiden RI, terhitung mulai 1 September 2018 mandatori B20 dijalankan secara masif di semua sektor.
Lebih lanjut Fajriyah menjelaskan, Pertamina telah melakukan suplai perdana SMO ini pada awal November 2019 dengan jumlah sebanyak tujuh iso tank dengan total volume 154.000 KGS. ”Dengan menyuplai produk ini, Pertamina berhasil meraih tambahan pendapatan sebesar US$ 101.640 USD di bulan November 2019,” tambahnya.
Ke depannya, Pertamina juga akan menjalin kontrak pasokan produk SMO dengan produsen-produsen FAME di seluruh Indonesia. ”Sesuai dengan prediksi kenaikan produksi Biodiesel di masa depan, maka Pertamina berpotensi bisa mendapatkan revenue lebih besar lagi dengan menyuplai produk ini ke customer lainnya dengan pertimbangan pemakaian SMO sekitar 1-2% dari total kapasitas produksi mereka,” ujarnya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto menuturkan pelaksanaan mandatori B20 sukses menekan impor minyak. Hal itu terlihat dari penurunan defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit/CAD) kuartal III 2019. Perbaikan defisit salah satunya ditopang penurunan impor migas. ”Ini kan ada perbaikan, impor migas turun. Neraca perdagangan membaik. Ini mencerminkan program B20 berjalan,” ungkap Airlangga.
Mantan Menteri Perindustrian ini menuturkan bahwa sejak implementasi program B20 terjadi penurunan impor minyak dan gas (migas) pada September 2019. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor migas September 2018 sebesar US$2,29 miliar, sedangkan September 2019 turun menjadi US$1,59 miliar. “Impor migas turun karena B20. Makanya ke depan kami akan implementasikan B30,” terang dia.
(dim/fin/ful)
Alamat: Jl. Kapten Pattimura No.35, km 08 RT. 34, Kenali Besar, Alam Barajo, Kota Jambi, Jambi 36129
Telpon: 0741.668844 - 0823 8988 9896
E-Mail: jambiupdatecom@gmail.com