Ilustrasi.

Jelang Nataru, Harga Bawang Merah dan Daging Sapi Melonjak

Posted on 2019-12-24 08:14:38 dibaca 5034 kali

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA – Menjelang hari Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 (Nataru) sejumlah komoditas bahan pangan mengalami kenaikan. Misalkan, harga bawang merah ukuran sedang menjadi Rp35.650/kg atau meningkat 4,1 persen dari Rp34.250/kg.

Melansir data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga bawang merah ukuran sedang tertinggi terjadi di Kota Tual, Maluku sebesar Rp41.250. Sementara terendah terjadi di Kabupaten Lombok Timur, Rp25.000/kg.

Selain bawang merah, kenaikan rata-rata harga juga terjadi pada harga daging sapi kualitas 2 sebesar Rp900/kg, yaitu dari Rp112.900 menjadi Rp113.800/kg. Harga daging sapai tertinggi terjadi di Kota Gorontalo, Gorontalo dan Kota Tual, Maluku sebesar Rp122.500/kg. Sementara paling murah dijual di Lombok Timur sebesar Rp95.000.

Sementara itu, harga bawang putih ukuran sedang melandai atau turun Rp2.300 menjadi Rp30.000/kg. Harga cabai rawit hijau juga turun sekitar Rp4.800 atau 14,5 persen menjadi Rp28.250/kg. Harga cabai rawit merah juga merosot menjadi Rp39.100/kg dari sebelumnya di kisaran Rp41.450 hingga Rp42.300/kg.

Penurunan juga terjadi pada rata-rata telur ayam ras sekitar Rp500 atau 1,9 persen menjadi Rp25.350/kg. Selain itu, rata-rata harga daging ayam juga merosot Rp600 menjadi Rp33.700/kg.

Terpisah, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) memastikan bahwa stok pangan asal hewan yang terdiri dari daging dan telur ayam ras serta daging sapi, dalam kondisi aman.

Berdasarkan data Ditjen PKH sesuai laporan realisasi produksi secara online dari para pelaku usaha perunggasan, potensi produksi tahun 2019, serta data konsumsi daging ayam ras sesuai hasil Kajian Konsumsi Bahan Pokok (Bapok) BPS 2017 sebesar 12,13 kg/kapita/tahun, diperkirakan kebutuhan daging ayam tahun 2019 adalah sebesar 3.251.745 ton, sedangkan ketersediaan daging ayam adalah 3.488.709 ton.

“Surplus ini selain sebagai buffer stock juga berpotensi menjadi sumber devisa melalui ekspor ataupun diolah menjadi produk olahan untuk menambah nilai jualnya,” kata Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner, yamsul Ma’arif di Jakarta, Senin, (23/12).

Terkait kondisi stok telur ayam ras, Syamsul menjelaskan bahwa berdasarkan hasil kajian Tim Analisa dan Asistensi Supply-Demand Ditjen PKH tahun 2019 serta data konsumsi telur sesuai dengan hasil Kajian Konsumsi Bapok BPS 2017 sebesar 17,69 kg/kapita/tahun, diperkirakan ketersediaan telur ayam ras di Indonesia sebesar 4.753.382 ton, dan angka kebutuhan sebesar 4.742.240 ton.

“Surplus telur ini dapat kita manfaatkan untuk meningkatkan nilai tambah melalui pengembangan industri olahan telur dalam negeri, juga dapat kita jadikan komoditas untuk ekspor,” papar dia.

Lanjut Syamsul, berdasarkan perhitungan kebutuhan dan ketersediaan untuk daging sapi, pada tahun 2019 ini kebutuhan nasional untuk daging sapi diperkirakan sekitar 686.271 ton dengan asumsi konsumsi sebesar 2,56 kg/kapita/tahun.

Adapun ketersediaan daging sapi berdasarkan produksi dalam negeri sebesar 404.590 ton yang dihasilkan dari 2.02 juta ekor sapi yang dipotong. Berdasarkan data tersebut, masih diperlukan tambahan sebanyak 281.681 ton yang dipenuhi melalui impor, yakni impor sapi bakalan setara 99.980 ton, impor daging sapi 92.000 ton, dan daging kerbau 100.000 ton. Dari impor tersebut ada buffer stock sebanyak 10.299 ton.

“Adapun khusus untuk Desember 2019 ini, kita masih ada stok 75.735,76 ton yang terdiri dari stok daging sapi lokal, stok sapi bakalan di feedlotter, stok daging dan jeroan di gudang importir, stok daging kerbau di Bulog, dan stok daging sapi tambahan di Berdikari. Dengan kebutuhan daging sebesar 56.538 Ton, maka pada Bulan Desember 2019 ini masih ada surplus sebesar 19.197,76 ton.

“Dengan data-data tersebut, saya meyakini bahwa sampai akhir tahun 2019 dan memasuki tahun 2020, stok pangan asal hewan dalam kondisi yang mencukupi dan harga dapat dijaga stabil,” kata dia.

Sebelumnya, Inspektur Jenderal Kementerian Perdagangan (Kemendag), Srie Agustina menekankan pentingnya sinergi antarkementerian/lembaga guna menjaga harga bahan pangan pokok terutama menjelang periode Nataru.

Dia mengingatkan, tren lonjakan harga selalu terjadi setiap tahun, jadi tidak tertutup kemungkinan hal serupa terjadi. Hasil pantauan Kemendag terhadap beberapa komoditas pangan di 15 provinsi termasuk di DKI Jakarta yang mengalami kenaikan.

“Di tempat-tempat itu kami sudah temukan ada beberapa bahan pangan yang naik seperti cabai merah, telur ayam, daging ayam,” ujar Srie.

Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan, Agung Hendriadi mengungkapkan pihaknya selalu memantau ketersediaan dan harga bahan pangan terlebih pada periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) seperti Natal yang diikuti perayaan tahun baru.

“Kalau kami lihat ada daerah yang mengalami kekurangan stok bahan pangan, kami akan langsung isi dari daerah yang mengalami kelebihan. Itu selalu kami lakukan sehingga harga bisa ditahan,” ujar dia.(din/fin)

Sumber: www.fin.co.id
Copyright 2019 Jambiupdate.co

Alamat: Jl. Kapten Pattimura No.35, km 08 RT. 34, Kenali Besar, Alam Barajo, Kota Jambi, Jambi 36129

Telpon: 0741.668844 - 0823 8988 9896

E-Mail: jambiupdatecom@gmail.com