Warga Konsumsi Air Keruh
JAMBIUPDATE.CO, MAROS – Memasuki musim kemarau, sejumlah warga di daerah pesisir di Kabupaten Maros mulai kesulitan air bersih.
Seperti warga di Desa Tupabiring Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros mulai merasakan dampak. Mereka kesulitan mendapatkan pasokan air bersih. Warga terpaksa memanfaatkan air keruh dan asin dari penampungan air hujan.
Sejak kemarau, air di penampungan itu kian menipis. Setiap pagi dan sore para warga bergantian mengambil air. Sementara untuk mendapatkan air yang layak, warga terpaksa mengeluarkan biaya Rp5 ribu per jeriken ukuran 20 liter.
Namun mirisnya lagi, sebagian besar warga kesulitan membeli air bersih dalam jumlah banyak. Terutama di tengah pandemi Covid-19 ini. Penghasilan mereka berkurang, kebutuhan lainnya cukup tinggi.
Salah seorang warga, Salmiah mengaku sejak Ramadan mereka sudah mengalami kesulitan air bersih. “Kita hanya mengambil di penampungan air tadah hujan. Itu pun sudah menipis airnya dan keruh,” jelasnya seperti dikutip dari Harian Fajar (Fajar Indonesia Network Grup)
Sebelum adanya pandemi, kata dia, beberapa warga masih bisa membeli air untuk mengisi tandon. Tapi sejak pandemi Covid-19, suami dan anaknya dirumahkan.
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maros, Nasrul, mengatakan, memasuki musim kemarau ini ada beberapa kecamatan krisis air bersih.
“Jadi memang ada empat kecamatan yang mengalami krisis air bersih di daerah pesisir. Yakni Kecamatan Marusu, Maros Baru, Lau dan Bontoa,” katanya.
Diakuinya pihaknya bersama mitra telah melakukan penyaluran air bersih sejak Juli lalu. Beberapa waktu lalu, Kepala Badan Meteorologi Stasiun Klimatologi dan Geofisika
(BMKG) Hartanto, juga mengatakan untuk Kabupaten Maros atau wilayah Pantai Barat saat ini sudah memasuki puncak musim kemarau. (Ilham)
Alamat: Jl. Kapten Pattimura No.35, km 08 RT. 34, Kenali Besar, Alam Barajo, Kota Jambi, Jambi 36129
Telpon: 0741.668844 - 0823 8988 9896
E-Mail: jambiupdatecom@gmail.com