Makam Sulthan Taha (Tebo).

Dari Mesin Pencetak Uang Hingga Mesjid Keramat, Ini Dia 11 Destinasi Wisata Sejarah yang Wajib Dikunjungi di Provinsi Jambi

Posted on 2023-01-10 12:30:57 dibaca 9252 kali

JAMBIUPDATE.CO, JAMBI - Provinsi Jambi banyak menyimpan bangunan dan barang peninggalan masa lalu yang mempunyai nilai historis tinggi. 

Tersebar mulai dari Ujung Jabung di Pantai Timur Jambi hingga ke Telun Berasap di Gunung Kerinci. Saksi bisu peradaban pada masanya.

Dari puluhan, bahkan ratusan benda-benda peninggalan sejarah yang tersebar di 11 kabupaten/kota se Provinsi Jambi, jambiupdate mengambil 11 di antaranya, yang memang dianggap unik, melegenda dan tentunya bersejarah.

Komplek Benteng Tembesi (Batanghari)

Benteng Tembesi merupakan komplek markas besar tentara Kolonial Belanda pada masa pemerintahannya. Di dalam komplek itu, terdapat benteng, rumah, gudang persenjataan, berbagai fasilitas lainnya. Namun, untuk masyarakat umum, lebih dikenal dengan Benteng Tembesi. Bahkan, bioskop disebut yang paling tua di Jambi karena dibangun pada tahun 1950.

Kawasan komplek Benteng Belanda tersebut kesemuanya dibuat dari bahan kayu batang tembesu dan kayu bulian, yang juga merupakan kayu ciri khas bumi serentak bak regam kabupaten Batanghari.

Menurut informasi, benteng itu didirikan pada tahun 1916.

Lokasi : Muara Tembesi, Batanghari 

Dibangun Tahun : 1916

Kondisi Saat ini : Bangunan benteng rusak berat, sebagian bangunan sudah hilang akibat erosi Sungai Batanghari

Jarak dari Kota Jambi : 65 KM

Situs Makam Orang Kayo Hitam (Tanjab Timur)

Keberadaan situm makam Orang Kayo Hitam, secara astronomis berada pada titik 01º1655,2” LS dan 104º04,55,1” BT di Kelurahan Simpang, Kecamatan Berbak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, merupakan bukti sejarah perjuangan Orang Kayo Hitam sebagai Raja Melayu Jambi pada masa itu. Dimana, saat islam masuk ke bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah, Orang Kayo Hitam dikenal salah seorang Raja yang memperjuangkan dan mengembang islam di Negeri Jambi hingga akhir hayatnya di abad ke 15.

Tidak banyak yang mengetahui siapa yang pertama kali menemukan makam raja melayu jambi tersebut, berdasarkan informasi yang di peroleh Jambi Ekspres (Induk Jambiuopdate) dari Dinas Budparporpora Tanjab Timur dan Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi, penemuan makam orang kayo hitam dan istrinya Putri Mayang Mangurai, serta Kucing Kesayanganya, pada tahun 70 an, dimana saat itu Kelurahan Simpang tengah dilanda banjir yang cukup dahsat hingga menelan korban jiwa. Warga yang kebingungan untuk memakam korban banjir, mencari tempat yang tertinggi. Saat itu, lokasi tertinggi dan tidak terkena banjir di Kelurahan Simpang yakni situs makam orang kayo hitam. Di karenakan tidak ada tempat lain untuk memakamkan korban banjir, warga setempat memakamkan korban banjir di sekitar komplek makam Orang Kayo Hitam.

Dari penemuan makam yang berukuran tidak seperti makam pada umumnya, jika makam pada umumnya berukuran 1,5 m x 2 m, berbeda dengan Makam Orang Kayo Hitam yang ukuran mencapai 5,2 m x 1,5 m dan makam isterinya Putri Mayang Mangurai berukuran 3,7 m x 1,4 m dengan nisan yang terbuat dari andesit yang berbentuk kurawal. Begitu juga dengan makam kucing Kesayangan Orang Kayo Hitam yang ukuranya mencapai 3,2 m x 1,2 m.

Lokasi : Kelurahan Simpang, Kecamatan Berbak, Tanjab Timur

Dibangun Tahun : Ditemukan tahun 1970, dipugar tahun 2010

Kondisi Saat ini : Terawat

Jarak dari Kota Jambi : 90 KM 

Dapur Umum Pejuang Jambi (Tanjab Barat)

Salah satu tempat bersejarah yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Barat adalah rumah dapur umum milik pejuang Datuk Mangun berlokasi di desa Tungkal 1 Parit gantung Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Lokasi : Desa Tungkal I, Parit Gantung, Kota Kuala Tungkal, Tanjab Barat

Dibangun Tahun : 1945

Kondisi Saat ini : Rumah rusak, belum ada perbaikan dari pemerintah

Jarak dari Kota Jambi : 150 KM

Candi Muaro Jambi (Muaro Jambi)

Situs Purbakala Kompleks Percandian Muara Jambi adalah sebuah kompleks percandian agama Hindu-Buddha terluas di asia tenggara, dengan luas 3981 hektar. yang kemungkinan besar merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Melayu. 

Kompleks percandian ini terletak di Desa Muara Jambi Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, Indonesia, tepatnya di tepi sungai Batang Hari, sekitar 26 kilometer arah timur Kota Jambi . Koordinat Selatan 01* 28'32" Timur 103* 40'04". 

Candi tersebut diperkirakakn berasal dari abad ke 11 M, Candi Muara Jambi merupakan kompleks candi yang terbesar dan yang paling terawat di pulau sumatera Dan sejak tahun 2013 Kompleks Candi Muaro Jambi telah ditetapkan Unesco menjadi warisan Dunia.

Lokasi : Desa Muaro Jambi, Kecamatan Marosebo, Muaro Jambi

Dibangun Tahun : 11 Masehi

Jarak dari Kota Jambi : 30 KM

Kondisi Saat ini : Terawat, Salah satu destinasi wisata yang ramain dikunjungi.

Rumah Batu (Kota Jambi)

Rumah Batu berlokasi di Kota Jambi, meski bangunannya yang bangunannya tinggal sebagian saja, namun rumah batu saat ini sudah ditetapkan sebagai benda cagar budaya dan sering dikunjungi wisatawan

Lokasi : Kelurahan Olak Kemang, Kecamatan Danau Teluk, Kota Jambi.

Dibangun Tahun :  

Kondisi Saat ini : Bangunan tinggal sebagian

Jarak dari Kota Jambi : 30 Menit dari pusat Kota Jambi

Makam Sulthan Taha (Tebo)

Makam ini terletak di pusat ibu kota Kabupaten Tebo atau berjarak sekitar 250 km dari Kota Jambi. Makam ini pun sering sekali dikunjungi oleh berbagai lapisan masayrakat baik itu masayrakat biasa maupun para pejabat yang sengaja berkunjung untuk berziarah kie makam sulatan jambi ini. 

Bukan itu saja, selain dikunjungi dan menjadi kegiatan rutin oleh pemkan tebo pada ahari-hari besar seperti hari pahlwan dan HUT Republik indoinesia, makam Sultan Thaha Syaifuddin juga sering dikunjungi oleh warga dari luar jambi seperti jawa.

 Lokasi : Muara Tebo, Tebo

Dibangun Tahun : 1995

Kondisi Saat ini : Banyak atap yang bocor dan belum pernah direnovasi

Jarak dari Kota Jambi : 250 KM

Rumah dan Mesin Pencetak Uang (Bungo)

Kabupaten Bungo pada tahun 1946 silam atau satu tahun pasca kemerdakaan, pernah memiliki mesin pencetak uang resmi milik pemerintah Republik Indonesia (RI). Mesin ini masuk dalam koleksi historika dengan ukuran panjang panjang 2.025 cm, lebar 1.303 cm dan tinggi 83 cm.

Mesin ini disimpan dalam sebuah rumah di Dusun Pulau Pakan, Bungo Dani, Bungo. Saat ini, mesin ini sudah dipindahkan ke Museum Siginjai Jambi.

Lokasi : Dusun Pulau Pakan, Bungo Dani, Bungo 

Dibangun Tahun : Rumah 1900, Pencetakan uang 1948

Kondisi Saat ini : Ruah masih terawat, mesin pencetak uang disimpan Museum Perjuangan Jambi

Jarak dari Kota Jambi : 291,4 KM

Jembatan Beatrix (Sarolangun)

Dibangun hampir belasan tahun lamanya yang dimulai sejak 1923 hingga diresmikan pada tahun 1939. Sementara penamaan Beatrix sendiri, menurut cerita turun temurun, diambil dari nama Beatrix Wilhelmina Armgard, yang menjadi Ratu Belanda kala itu.

Disampaikannya, bahwa bukti sejarah jembatan tersebut, hanya tersaji pada prasasti pahatan batu granit sepanjang 40 cm dengan lebar 30 cm di pangkal jembatan bagian selatan bila ditempuh dari Sri Pelayang. Dan meski berumur puluhan tahun, Jembatan Beatrix tampak masih berdiri kokoh.

Lokasi : Dusun Sri Pelayang, Kelurahan Sarkam, Sarolangun

Dibangun Tahun : 1923, diresmikan tahun 1939

Kondisi Saat ini : Salah satu jembatan penyebrengan di Sarolangun

Jarak dari Kota Jambi : 190 KM

Rumah Tuo (Merangin)

Rumah Tuo merupakan salah satu objek wisata pra sejarah yang berada di salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Jambi, tepatnya di Kelurahan Kampung Baruh Rantau Panjang, Kecamatan Tabir, Kabupaten Merangin yang berjarak sekitar 30 KM dari pusat Kota Bangko.

Rumah Tuo merupakan Rumah Kajang Lako pertama yang didirikan pada sekitar Tahun 1330 oleh seorang laki-laki yang namanya biasa disebut keturunannya Puyang Bungkuk, memakan waktu satu tahun dan baru ditempati ditahun 1333 yang menurut hitungan orang pada zaman dahulu merupakan angka keberkahan.

Lokasi : Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Tabir, Merangin

Dibangun Tahun : 1330

Kondisi Saat ini : Masih ditempati, 70 persen masih alami

Jarak dari Kota Jambi : 250 KM:0 n.  B. Knkk

Mesjid Agung Pondok Tinggi (Sungai Penuh)

Menurut catatan pengurus masjid, semula masjid ini disebut Masjid Pondok Tinggi. Dikutip dari wikipedia, pembangunannya dimulai pada tgl 1 Juni 1874, dan dibangun secara berangsur-angsur dan bergotong-royong hingga selesai sepenuhnya pada awal abad-20. Nama Masjid Agung Pondok Tinggi disematkan oleh Wakil Presiden RI yang pertama, Drs. H. Mohammad Hatta, ketika ia mengunjungi masjid ini pada tahun 1953.[2]

Lokasi : Desa Pondok Tinggi, Kecamatan Pondok Tinggi, Sungai Penuh

Dibangun Tahun : 1874 Masehi

Kondisi Saat ini : Terawat, rutin digunakan sebagai tempat beribadah

Jarak dari Kota Jambi : 419 KM

Mesjid Keramat Pulau Tengah (Kerinci)

Secara administratif, Masjid Keramat terletak pada Desa Koto Tuo Pulau Tengah, Kecamatan Keliling Danau, Kabupaten Kerinci, Jambi. Lokasi dari masjid ini berjarak sekitar 16 kilometer dari Kota Sungai Penuh, yang bisa ditempuh dengan perjalanan selama 40 menit hingga satu jam, dan lokasinya pun tak jauh dari Danau Kerinci.

Menurut cerita tokoh masyarakat Pulau Tengah, dimana masjid Keramat dibangun pada tahun 1896 Masehi, dan merupakan salah satu masjid tertua di Kerinci selain Masjid Agung Pondok Tinggi. Pemberian nama keramat sendiri didapat dari keajaiban masjid, yang selalu lolos dari berbagai bencana. Bahkan, beberapa kali lolos saat Belanda membakar Desa Pulang Tengah.

Lokasi : Dusun Koto Tuo Pulau Tengah, Kecamatan Keliling Danau, Kerinci

Dibangun Tahun : 1896 Masehi

Kondisi Saat ini : Terawat, rutin digunakan sebagai tempat beribadah

Jarak dari Kota Jambi : 425 KM

(tim/pas/*)

Copyright 2019 Jambiupdate.co

Alamat: Jl. Kapten Pattimura No.35, km 08 RT. 34, Kenali Besar, Alam Barajo, Kota Jambi, Jambi 36129

Telpon: 0741.668844 - 0823 8988 9896

E-Mail: jambiupdatecom@gmail.com