Tampak petani kelapa ketika membongkar muatan kelapanya ke kapal untuk di ekspor.

Tak Ada Permintaan Ekspor, Harga Kelapa di Tanjabtim Belum Stabil

Posted on 2023-01-15 20:43:53 dibaca 14451 kali

JAMBIUPDATE.CO, MUARASABAK - Dalam beberapa bulan terakhir ini petani perkebunan kelapa dalam di Kabupaten Tanjabtim, terus menjerit. Pasalnya, harga yang diharapkan tak kunjung stabil dari tahun 2022 hingga awal tahun 2023 ini.

Saat ini harga kelapa dalam hanya berkisar Rp. 900 - 1.100 per butir. Hal itu tentunya membuat petani mengeluh dan banyak memilih tidak memanen buah kelapa dari perkebunannya. 

Seperti Adnan, salah satu petani kelapa dalam yang ada di Kecamatan Kuala Jambi. Dirinya sudah lama tidak memanen buah kelapanya, dan baru ini mulai panen kembali. Hal itu terpaksa dilakukannya karena kebutuhan hidup. 

"Tapi saya tidak jual bulat, karena harganya masih murah. Jadi saya jual kelapa cungkil atau kopra mentah. Kalau kawan kemarin jual ke toke sekitar Rp. 3.000 per Kg nya," katanya saat ditemui di kebunnya, Minggu (15/1) kemarin.

Menurutnya, petani kelapa dalam sudah merana sejak lama. Bahkan dulu harga kelapa bulat pernah sampai Rp. 700 per butir, sehingga berdampak juga terhadap harga jual kopra. Tapi sekarang sedikit naik, jadi harga kopra juga naik. "Kalau harga ini pengaruhnya dari permintaan ekspor dari Malaysia dan Singapura. Sekarang permintaan ekspor tidak ada, makanya harga kelapa murah," sebutnya.

Dengan kondisi saat ini, Adnan mengakui, petani kelapa dalam memang berjuang sendiri tanpa adanya bantuan pemerintah, karena belum pernah mendapatkan bantuan pupuk subsidi. Jadi petani hanya menggunakan pupuk organik maupun pupuk kimia. "Kami berharap harga kelapa bisa kembali normal dan stabil. Sehingga harga kopra pun juga bisa ikut naik," harapnya.

Terkait hal ini, Rohim, salah satu Toke penampung kelapa dalam membenarkan kondisi tersebut. Dari gudang penampungannya sendiri, Ia mengambil kelapa dari petani dengan harga Rp. 1.100 per butir. Sedangkan kopra harganya Rp. 3.550 per Kg. "Kalau sekarang kami cuma ngambil kelapa dari petani terus dijadikan kopra. Kalau ekspor kelapa bulat tidak ada," ungkapnya.

Ekspor sudah tidak ada lagi sejak bulan Desember 2022 lalu, dan sampai saat ini belum ada permintaan ekspor. Akan tetapi, pihak perusahaan Malaysia sekarang hanya mengambil kelapa dari Palembang, karena kualitasnya lebih bagus dibandingkan yang ada di Kabupaten Tanjabtim. "Mereka hanya memandang kualitas sekarang. Biasanya kelapa yang kita ekspor itu kelapa jambul, sedangkan kelapa gundul mereka tidak mau," tuturnya.

Kalau nanti permintaan ekspor dari Malaysia dan Singapura sudah ada, maka harga kelapa sudah bisa stabil. Kalau sudah stabil harganya berkisar Rp. 2.000 per butir. Kalau sekarang harganya tidak bergerak, stagnan di Rp. 1.100 per butir. "Kita tidak tahu sampai kapan kondisi harga ini seperti ini. Yang jelas kita tunggu saja permintaan ekspor dari Dua negara itu," tukasnya.(lan)

Copyright 2019 Jambiupdate.co

Alamat: Jl. Kapten Pattimura No.35, km 08 RT. 34, Kenali Besar, Alam Barajo, Kota Jambi, Jambi 36129

Telpon: 0741.668844 - 0823 8988 9896

E-Mail: jambiupdatecom@gmail.com