Dompeng Marak, Pemda Ajukan IPR
SAROLANGUN , Kembali maraknya aktifitas PETI di Kabupaten, bahkan telah kembali memakan 4 korban jiwa, tidak membuat pemerintah Sarolangun untuk bertindak agar kegiatan tersebut dihentikan, akan tetapi kegiatan tersebut akan segera di legalkan.
Sekda Kabupaten Sarolangun Thabroni Rozali saat dikonfirmasi Jumat (2/4) mengatakan telah mengajukan Izin Pertambangan Rakyat (IPR) ke pemerintah pusat.
"Kita sudah ajukan surat kepusat untuk membuat izin pertambangan rakyat (IPR)," katanya.
Alasan diajukannya IPR agar lokasi pertambangan tersebut tidak menyebar, dan hanya diperbolehkan di titik-titik tertentu saja. "Nantinya ada daerah khusus pertambangan rakyat, suratnya sudah kita ajukan ke pusat, rencana kita lokasinya didaerah Limun dan CNG," kata Sekda.
Menurut Sekda, saat ini tinggal menunggu surat izin tersebut turun dari pusat. "Sudah di usul kan, sekarang masih nunggu izin turun," ujarnya.
Saat ditanya mengenai dampak lingkungan akibat adanya pertambangan rakyat yang dilegalkan tersebut, Sekda mengatakan bisa diatasi. "Dampak lingkungannya nanti bisa kita kendalikan," kata Sekda.
Ditambahkan Sekda pemerintah daerah sangat prihatin terhadap adanya aktifitas peti tersebut, yang berdampak merusak lingkungan hidup. "Dampaknya luarbiasa, lingkungan rusak, banyak mudaratnya," tambah Thabroni.
Hal tersebut juga dipertegas oleh Wakil Bupati Sarolangun Pahrul Rozi saat dimintai keterangannya kemarin (2/5). Kepada Jambi Ekspres Wabup mengatakan pemerintah daerah telah berupaya semksimal mungkin untuk mencegah adanya aktifiras PETI tersebut. "Kita sudah menghimbau, jangan merusak lingkungan, langkah kita sudah maksimal, kita sudah larang, sudah kita kerahkan Satpol PP" tegas Wabup.
Dirinya menghimbau agar masyarakat tidak lagi melakukan aktifitas PETI. "Kita minta pemuda dan masyarakat sadar bahwa itu merusak lingkungan," katanya.
"Kita sangat prihatin, pemerintah daerah tidak pernah mengizinkan yang namanya tambang emas tanpa izin atau PETI," tambah Pahrul.
Akibat dari PETI tersebut, membuat tercemarnya lingkungan hidup. "Dampaknya sekarang kita kesulitan untuk mendapatkan air bersih, kalau musim kemarau air jadi keruh, sumur kering, bagaimana mencari air minum," pungkas Pahrul.
  ÂÂ
Sumber : Jambi Ekspres