Kreativitas siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 3 Kota Jambi patut dicontoh. Betapa tidak, siswa sekolah kejuruan ini berhasil menciptakan alat untuk mematikan dan menghidup lampu lewat SMS.
----------------------------
KREATIVITAS siswa SMK terus bermunculan. Setelah mobil Esemka buatan anak SMKN 2 Surakarta, sepeda motor mini bertenaga listrik oleh siswa SMKN 2 Karanganyar, Jawa Tengah dan beberapa temuan lainnya, kali ini giliran lampu yang bisa dihidup dan dimatikan lewat SMS oleh SMKN 3 Kota Jambi.
Salah satu siswa SMKN 3 Kota Jambi, M Akbar saat ditemui harian ini di stand gebyar SMK di halaman kantor Diknas Provinsi Jambi menceritakan, ide untuk membuat alat tersebut bermula saat salah satu gurunya lupa mematikan lampu di rumahnya.
“Ide pertama kalinya itu muncul karena ada guru disekolah lupa matikan lampu di rumahnya. Lalu berpikir bagaimana kita bisa mematikan lampu jarak jauh,” ujarnya membuka pembicaraan kepada harian ini.
Setelah itu, siswa dibantu oleh guru pembimbing mencoba merakit alat ini dengan menggunakan beberapa beberapa komponen seperti handphone, lampu dan bok tempat penyimpanan serta peralatan lainnya.
“Bagi pemula butuh waktu sebulan untuk merakit ini, setelah mahir dua minggu bisa selesai. Sistem kerjanya ini melalui sensor SMS yang ada di HP, jadi kita SMS lampu akan hidup apabila ingin matikan SMS lagi,” ujarnya.
Untuk satu rangkaian ini, membutuhkan biaya sekitar Rp 600 sampai 800 Ribu. Ke depan, pihaknya akan mencoba merakit dalam bentuk yang lebih mini dan bisa digunakan untuk rumah tinggal.
Menurutnya, alat untuk mematikan lampu seperti ini baru pertama kalinya ditemukan di Indonesia.
“Kita juga menemukan alata untuk menghidup dan mematikan lampu dengan menggunakan sensor suara. Kita cukup tepuk tangan saja untuk mematikan lampu. Kalau yang ini kita pernah mendapatkan juara satu, tapi yang melalui SMS ini baru kita temukan,” tuturnya.
Sementara itu Yusnaini salah satu guru pembimbing juga menyebutkan, ide untuk membuat ini berasal dari salah satu guru SMKN 3. Menurutnya, setelah dipamerkan di gebyar SMK ini ada yang memesan untuk digunakan di rumah pribadi. “Sudah banyak yang pesan ini, tapi kita belum ada merakit untuk rumah karena ini baru ditemukan,” ujarnya.
Ia mengaku, yang memesan ini berasal dari beberapa daerah di Provinsi Jambi, seperti Kerinci, Bungo, Muarojambi dan beberapa daerah lainnya. “Ke depan akan terus kita kembangkan,” katanya. (*)