MEMPERLIHATKAN: Salmah, saat memperlihatkan beberapa jenis kue semprong yang siap untuk dipasarkan.
Bermodal Rp 6 ribu, Kini Beromzet Rp 1,2 Juta Perhari
Dimana ada kemauan, disitu akan ada jalan. Setidaknya hal tersebut yang melatarbelakangi berdirinya tempat usaha milik Salmah (46). Bahkan, omzetnya dalam membuat kue semprong kini mencapai jutaan rupiah.
DITEMUI di kediamannya, Salmah (46) mengaku tak menyangka usaha rumahan membuat kue semprong dapat berhasil dan berkembang hingga sekarang. Saat ditemui, dia mengenakan baju kurung berwarna kuning, lengkap dengan jilbab hitam.
Dia tampak ramah ketika harian ini menyambangi usaha rumahan yang telah kurang lebih 9 tahun dijalaninya tersebut. Dia mengatakan, usaha yang dilakoninya saat ini bermula dari idenya untuk membuat panganan ringan untuk keluarganya.
Tak disangka iseng-iseng, usahanya itu mendapat respon positif dari keluarga dan tetangganya. Tanggapan positif tersebut menjadi modal utamanya mendirikan usaha kecil-kecilan yang kala itu diolahnya sendiri dengan modal seadanya. "Saya ingat betul, dulu usaha ini saya rintis dengan modal menyisihkan uang belanja setiap hari dengan niat untuk menambah pendapatan perekonomian keluarga," ungkapnya.
Awalnya kue semprong buatannya dititipkan di warung depan rumahnya yang beralamat di Perumahan Puri Masurai 2 RT 24, Blok I No 7 Mendalo Darat, Jaluko. Namun seiring berjalannya waktu, ia menambah produksi semprong buatannya mulai dikenal oleh masyarakat. Dari keuntungan yang ia dapatkan, ia terus berusaha menambah produksi dan mulai menitipkan dagangannya ke beberapa minimarket serta mall di tahun 2005.
Tak lupa dia menyertakan izin dinkes, uasahanya pun kian diterima oleh supermarket dan mall. Seiring bertambahnya produksi, ia pun terus menambah jumlah pegawai yang membantunya dalam hal produksi dan pemasaran. Kini, ia telah memperkerjakan sekitar 14 orang ibu rumah tangga yang berada di daerahnya.
Untuk rasa, pada mulanya ia hanya membuat kue semprong dengan rasa vanilla. Namun ia terus berinovasi dengan menambah varian rasa seperti rasa wijen, mocca, yang dipasarkannya ke sekitar 40 minimarket, pasar swalayan maupun mall.
Inovasi lain yang ia kembangkan yakni, dengan menyediakan rasa durian. Memang kalau dari segi nominal untuk semprong special rasa durian ini dibandrol jauh lebih tinggi dari yang lainnya. Jika untuk rasa vanilla, mocca dan wijen dihargai sekitar Rp 9 ribu hingga Rp 11 ribu per ons.
Saking tenarnya kue semprong buatannya terkenal tak hanya di Jambi, namun juga ke berbagai daerah. “pemesannya banyak juga yang dari wilayah Palembang dengan rasa durian,” terangnya.
Per hari, bahkan dia mampu meraup keuntungan dari usaha tersebut mencapai Rp 1,2 juta. Bahkan memasuki bulan Ramadhan dan mendekati hari raya ini ia mengaku mengalami kebanjiran order. "Selain membuat kue semprong, saat masuk bulan ramadhan seperti ini saya juga buat kue kering dan nastar, namun bila ada pesanan saja," pungkasnya.
Penulis : Yunita Sari Sembiring/JE