Sengit di Dapil Kerinci-Sungaipenuh
Pertarungan para calon anggota legislatif untuk DPRD Provinsi Jambi dari Daerah Pemilihan Kerinci-Sungaipenuh sepertinya cukup menarik untuk disimak.
Pasalnya, dari Dapil ini, maju beberapa calon incumbent dan para tokoh birokrat yang namanya sudah cukup tenar di mata publik.
Empat calon incumbent yakni Gusrizal dari Golkar, Yanti Maria dari Gerindra, Nur Kamal dari Demokrat dan Djasri Murni dari Hanura. Sementara para tokoh biroktrat seperti Hasvia dan Ichwan Agus juga ikut bertarung di Dapil ini. Hasvia yang maju dari PDIP merupakan mantan Penjabat Wako Sungaipenuh, sementara Ichwan Agus yang maju dari PPP namanya pernah digadang-gadang bakal maju di Pilwako Sungaipenuh beberapa tahun lalu, dan kini masih berstatus PNS di Sumsel.
Nama ini mash ditambah dengan kembali bertarungnya mantan anggota DPRD Provinsi Jambi Yos Adrino yang pernah mencalonkan diri di Pilwako Sungaipenuh. Yos kembali maju dari PAN.
Pengamat politik Jambi Jafar Akhmad dimintai komentarnya terkait masalah ini, mengatakan, memang caleg-caleg tersebut mempunyai basis masa sendiri-sendiri.
Selain itu, karakteristik pemilih di Kerinci juga lebih mengedepankan kedekatan sosiologis atau keterwakilan wilayah, mereka akan memilih calon yang satu wilayah dengan mereka.
"Berbeda dengan di Jambi, orang Telanai belum tentu memilih orang Telanai, sedangkan di Kerinci kedekatan sosilogis sangat berpengaruh terhadap pemilih. Artinya, semua calon yang maju itu tentunya sudah memiliki basis masa sendiri-sendiri yakni pemilih dari daerah asal mereka," sebut Ja'far.
Lantas apa yang harus dilakukan oleh para caleg tersebut? Menurut Jafar, caleg-caleg itu harus bisa melampaui sekat-sekat itu, tentunya dengan melakukan komunikasi yang lebih efektif lagi dengan pemilih.
"Mereka harus memiliki perekat untuk meraup suara. Tentunya dengan melakukan komunikasi lebih efektif lagi dengan pemilih di luar daerah basis. Siapa yang bisa melampaui sekat-sekat sosilogis itu, itulah nantinya yang akan meraup suara signifikan," sebutnya.
Lalu bagaimana dengan calon incumbent? Menurut Ja'far, masyarakat cenderung menilai apa yang sudah diperbuat oleh caleg incumbent selama mereka menjabat, jika kontribusi mereka besar, tentunya mereka akan kembali dipilih masyarakat. "Namun jika mereka gagal duduk di legisltafif, itu artinya masyarakat menilai kontribusi mereka kecil sehingga tidak dipilih lagi," jawabnya.
sumber: jambi ekspres