Sepekan jelang pemungutan suara ulang (PSU) Pilkada Kerinci, isu praktik politik uang atau
money politic semakin marak.
Hal ini dibenarkan oleh Ketua Panwaslu Kerinci, Irwandi saat ditemui wartawan usai Rakor Gakkumdu di Hotel Novita Kamis (21/11).
“Memang Panwas tidak menemukan, tapi isunya sudah beredar. Sepertinya sudah tersusun secara rapi untuk melakukan kegiatan money politik itu,” ujarnya.
Dijelaskannya, dalam satu keluarga yang mempunyai hak suara itu diberikan uang hingga Rp 500 Ribu bahkan Rp 1 Juta. Namun hingga saat ini pihaknya belum bisa membuktikan siapa yang memberi dan menerimanya. “Sudah ada isu berapa besar jumlah uangnya yang dibagi-bagikan,” jelasnya.
Untuk itu, pihaknya memberikan bimbingan teknis kepada seluruh PPL, Panwascam se-Kabupaten Kerinci untuk mengawasi
money politik dua kecamatan tersebut. “Jadi seluruh PPL dan Panwascam kita kerahkan membantu mengawasi,” tukasnya.
Sementara itu, Anggota Bawaslu Provinsi Jambi, Fauzan Khairazi juga membenarkan indikasi maraknya praktek money politik dan intervensi oleh salah satu kandidat.
“Makanya kita menginstruksikan ke PPL, Panwas kecamatan dan kabupaten semuanya kita kerahkan kesana. Untuk memantau adanya intervensi dan
money politik itu,” tuturnya.
Menurutnya seperti pengalaman yang telah lalu itu sangat sulit sekali untuk membuktikannya. “Karena mungkin mereka main secara halus, jadi sulit buat kami untuk membuktikannya,” katanya.
Selain itu, isu yang berkembang saat ini mereka memanfaatkan ibu-ibu untuk menyebarkan uang tersebut. “Nah itu isu yang beredar saat ini, jadi nampaknya permainannya halus,” ujarnya.
sumber: jambi ekspres