Partai Menengah di Posisi Sulit
Partai menengah dinilai berada diposisi sulit untuk memajukan calon gubernur sendiri di Pilgub Jambi 2015 mendatang.
Pengamat Politik Jambi, Jafar Ahmad kepada harian ini menuturkan kemungkinan memajukan calon sendiri itu selalu terbuka. Namun kemungkinan itu kecil, karena sejauh ini belum kelihatan kader internal dari partai menengah seperti PPP, PKS, Gerindra, Hanura, PKB, PBB dan lainnya yang siap untuk dicalonkan. “Sebenarnya ada kemungkinan, tapi siap tidak kader-kadernya dimajukan,” tuturnya.
Selain tidak punya figur yang memiliki jam terbang politik yang memadai dibandingkan dengan partai-partai papan atas, apakah partai ini tidak tergiur dengan tawaran yang dimainkan oleh calon.
“Misalnya tawaran untuk dana kampanye yang cukup besar dari orang yang berada di luar partai. Dari sisi kepentingan partai, mereka cenderung untuk memilih uang menjadi pilihan dibanding harus mempertaruhkan sesuatu yang tidak pasti. Jadi kemungkinan besarnya begitu, agak sulit kita memberikan jaminan, walaupun kalah mereka akan mendorong kader internal,” ujarnya.
Untuk itu, menurutnya kecil kemungkinan partai menengah ini untuk memajukan calon sendiri pada perebutan BH 1 untuk periode 2015-2020 mendatang. “Karena mereka tidak pasti terpilih, keterpilihannya masih diragukan,” tambahnya.
Dengan demikian, pilihan berikutnya dikatakan Jafar, sebaiknya kader internal mengambil posisi nomor dua walaupun tidak mendapatkan uang. “Biar kader internal itu punya pengalaman,” katannya.
Jafar juga menilai, sebagian besar para ketua partai menengah ini sudah lumayan layak untuk menjadi wakil. Mereka punya kans untuk dimajukan, meskipun untuk melawan HBA dan Zumi Zola dalam kondisi hari ini memang agak kesulitan. “Sebenarnya mereka punya peluang,” imbuhnya.
Partai-partai menengah juga harus fleksibel dalam melihat keadaan. Lebih baik partai yang tidak bisa memajukan kader untuk nomor satu ini memilih posisi untuk nomor dua. “Dibanding harus menjual partai kepada orang lain. Orang yang selama ini tidak pernah memperhatikan partai sama sekali, karena ada uang ujung-ujungnya dimajukan. Itukan tidak sehat kalau caranya seperti itu,” tukasnya.
“Lebih bagusnya kader internal untuk wakil. Daripada memberikan partai kepada orang lain yang sama sekali tidak ada hubungan. Setelah duduk, partai tidak diperhatikan karena mereka pasti sudah setor duluan. Hampir tidak mungkin kalau tidak ada setoran,” pungkasnya.
sumber: jambi ekspres