Pergerakan Perempuan Jambi, Sampai Mana?

Posted on 2015-04-23 09:05:34 dibaca 4004 kali
Oleh : Wenny Ira R
 
Perempuan adalah tiang negeri, manakala baik perempuan, baiklah negeri. Manakala rusak perempuan, rusaklah negeri. Begitulah penggalan kutipan yang tertulis di buku berjudul Sarinah, karya Ir. Sukarno mengenai pemikirannya tentang perempuan di negeri ini. Kutipan tersebut memaknai bahwa perempuan begitu penting dalam suatu peradaban manusia. Terlepas dalam faktanya bahwa kondisi ketidak adilan dan ketimpangan menimpa perempuan akibat salah pemaknaan secara gender, perempuan menempati posisi kunci bagi maju tidaknya sebuah peradaban negeri.
 
Setiap 21 April, perempuan di Indonesia memperingati hari bersejarah bagi perempuan di negeri ini, yaitu hari Kartini, yang merupakan sosok perempuan Indonesia dengan konsep pemikiran revolusionernya dijamannya kala itu. Dia menginginkan perempuan Indonesia maju keruang publik, bahu-membahu bersama laki-laki merasakan ilmu pengetahuan, dan gegap gempitanya ruang publik, untuk menunjang terbentuknya peradaban Indonesia yang adil dan seimbang dalam kemajuan. Sebab Kartini lelah merasakan posisi perempuan yang terbelenggu dan menyebabkan jiwa dan pikiran perempuan menjadi tidak merdeka serta sempit.
 
Kini apa yang dicita-citakan Kartini dalam konsep pemikirannya sedikitnya beberapa bagian terwujud, seperti misalnya perempuan di era kekinian telah memiliki kesempatan yang sama dalam meraih pendidikan dan prestasi dengan lelaki. Di ruang publik perempuan juga telah berani unjuk gigi dalam berbagai kesempatan dan bidang. Secara organisatoris, telah tumbuh organisasi-organisasi yang mengatasnamakan perempuan, apakah itu yang hanya bersifat kumpulan, maupun gerakan advokasi dan pemberdayaan. Bahkan prestasi tertinggi perempuan menjadi pemimpin di negeri ini telah di raih, dengan hadirnya Megawati Soekarno Putri sebagai presiden perempuan pertama di Indonesia.
 
Selanjutnya, perempuan diperlombakan mengisi kursi lembaga negara di tataran politis, seperti Dewan Perwakilan Rakyat, Partai Politik. Tak cukup hanya itu, demi mengusung  perempuan di buat kebijakan affirmativ action  untuk mendorong perempuan berpartisipasi di bidang politik. Secara dinasti kemudian banyak perempuan muncul untuk mengisi lembaga-lembaga tersebut, karena alasan dorongan pribadi, terpaksa ataupun keinginan memajukan perempuan.
Di Jambi, selama beberapa dekade, telah bertumbuh organisasi perempuan. Bahkan Gabungan Organisasi Wanita mewadahi organisasi perempuan yang ada di Jambi. Sebut saja ada beberapa macam organisasi perempuan di Jambi yang melejit seperti Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia, ada Persatuan Wanita Indonesia yang sedari dulu masih eksis hingga sekarang, dan masih banyak organisasi lainnya. Pergerakan secara individu pun juga tak terhitung banyaknya di Jambi, sehingga dalam konteks kekinian, media massa dapat di penuhi beragam acara perempuan di Jambi, juga beragam tokoh perempuan di Jambi yang diliput dan dijadikan profil.
 
Namun, seiring intensitas yang kian meninggi perempuan di ruang publik itu, juga timbul berbagai permasalahan perempuan di ruang publik. Di Jambi sendiri beberapa lembaga yang bergerak di bidang advokasi dan pemberdayaan perempuan, mengemukakan data yang bagai puncak gunung es mengenai permasalahan perempuan, kekerasan dalam rumah tangga misalnya yang paling banyak dihadapi perempuan. Belum lagi kekerasan seksual, pelecehan, kesehatan, kemiskinan, perdagangan manusia (Trafficking) dan lain sebagainya. Kesemuanya itu membutuhkan perhatian yang serius, apakah pergerakan perempuan di Jambi baik yang secara terlembaga maupun individu dapat menyelesaikan beragam persoalan dasar perempuan tersebut.
 
Jambi, dengan karakteristik kemasyarakatannya yang masih lekat kepada adat istiadat, dan gerakan perempuan serta kesempatan perempuan pada kontek kekinian yang semakin marak di ruang publik Jambi, apakah mampu untuk mendobrak ruang sempit pemikiran karena sekat budaya yang terkadang melemahkan keseimbangan gender di masyarakat. Sebab, pertumbuhan organisasi perempuan yang marak, kadang tidak semarak pertumbuhan konsep dan ideologi untuk membangun perempuan di tingkat akar rumput. Ini membuktikan bahwa kemarakan organisasi perempuan yang ada dan tampilan kebebasan perempuan yang nampak di media-media, tidak menyentuh perempuan di akar rumput.
 
Di akar rumput, perempuan-perempuan Jambi, masih banyak yang terpasung kondisi kemerdekaan jiwa dan pikirannya. Entah itu dikarenakan sekat budaya, sekat sosial, maupun ekonomi dan politik. Banyak yang tidak dapat menikmati keriuhan organisasi perempuan yang hadir di ruang publik Jambi, tatkala wakil perempuan mereka di daerah Merangin misalnya, tidak ada satupun yang duduk sebagai wakil rakyat, padahal dalam kontestasi persaingan politik pemilu banyak perempuan dimunculkan. Banyak perempuan tak mengenyam kesejahteraan di pelosok-pelosok Jambi, karena ketiadaan akses pendidikan, kesehatan, sebab akses ekonomi yang terbatas pada pekerjaan domestik.
 
Sampai mana pergerakan perempuan di Jambi? Hari ini dan hari esok.  Supaya tidak semata bahwa pergerakan perempuan di Jambi yang di tandai oleh keriuhan organisasi perempuan di tingkat wilayah perkotaan semata, merupakan organisasi perkumpulan yang hanya sekedar perhiasaan, dan pajangan dari dinasti, status sosial, dan kepentingan individu yang politis semata sifatnya, atau hanya sebagai tempat menampung sikap hedonis perempuan di Jambi pada konteks hari ini, yang ditandai dengan kemeriahan fashion, canda tawa, dan hura-hura. Sementara akar ideologi pergerakan perempuan untuk menumbuhkan kesadaran terhadap eksistensi perempuan sebagai tiang negeri, sebagai kemajuan negeri, tidak terasa dan hilang sama sekali ditelan keriuhan itu.
 
*Penulis adalah kepala Divisi Riset and Development STISIP Nurdin Hamzah Jambi
Copyright 2019 Jambiupdate.co

Alamat: Jl. Kapten Pattimura No.35, km 08 RT. 34, Kenali Besar, Alam Barajo, Kota Jambi, Jambi 36129

Telpon: 0741.668844 - 0823 8988 9896

E-Mail: jambiupdatecom@gmail.com