Ilustrasi.
JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA - Wanita yang baru menikah tentu mendambakan kehadiran anak. Namun, keinginan itu justru malah membuat pasangan, khususnya wanita menjadi beban dengan omongan orang ataupun keluarga.
Tak ayal, stres pun mendera kaum hawa yang sudah menikah dan belum dikaruniai anak.
Sebuah penelitian yang dilakukan dari University of Louisville dan diterbitkan dalam Annals of Epidemiology Jurnal menemukan bahwa wanita yang merasa lebih sulit bersantai selama waktu puncak ovulasi, 40 persen lebih kecil kemungkinannya untuk hamil.
Dan perempuan yang merasa lebih stres daripada yang tidak, 45 persen lebih kecil kemungkinannya untuk bisa hamil.
Para peneliti mengikuti 400 wanita yang aktif secara seksual berusia kurang dari 40 tahun dan telah melalui 20 siklus menstruasi mereka.
Para peneliti melihat dari segala sesuatu, mulai dari penggunaan alkohol dan kafein, hingga seberapa sering mereka berhubungan seks dan jenis kontrasepsi yang mereka gunakan.
Peneliti juga mencatat tingkat stres sehari-hari mereka pada skala dari satu sampai empat dan apa yang para peneliti temukan setelah mengendalikan faktor-faktor lainnya.
Hasilnya, selama waktu ovulasi puncak (sekitar hari ke 14), wanita yang melaporkan tingkat tertinggi stres mengalami penurunan kesuburan.
"Saya berharap penelitian ini terbukti menjadi wake-up call, baik untuk dokter dan pasien, di mana kesehatan mental sama pentingnya dengan nutrisi dan perawatan fisik lainnya untuk wanita yang mencoba untuk hamil," kata rekan penulis studi, Kira Taylor, seperti dilansir laman Fox News, Rabu (16/11).
Sehingga tak mengherankan banyak wanita hamil kini justru mengalami lonjakan stres pada akhir bulan.
Para peneliti menduga stres tambahan itu akibat dari keinginan mereka mencari tahu jenis kelamin anak yang mereka kandung atau karena perubahan hormon dalam tubuh.(fny/chi/jpnn)
Alamat: Jl. Kapten Pattimura No.35, km 08 RT. 34, Kenali Besar, Alam Barajo, Kota Jambi, Jambi 36129
Telpon: 0741.668844 - 0823 8988 9896
E-Mail: jambiupdatecom@gmail.com