Gemerlap: Lampion dan lampu hias mempercantik pemandangan malam di Singkawang. (Guslan Gumilang/Jawa Pos)

Kue Keranjang, dan Rencana Bandara Baru

Posted on 2019-02-05 09:21:33 dibaca 959 kali

JAMBIUPDATE.CO, – Perayaan Tahun Baru Imlek tak selalu identik dengan gemerlap. Kesederhanaan di tengah orang-orang tercinta sudah cukup untuk menyongsong harapan di tahun baru. Apalagi bagi mereka yang berkutat dengan pengabdian untuk negara.

Makna perayaan Tahun Baru Imlek begitu berarti bagi masyarakat Tionghoa. Hal-hal spesial dipersiapkan demi menyambut momen sarat ritual itu. Begitu pula harapan-harapan untuk menyambutnya.

Paling umum, salah satunya, harapan untuk berkumpul bersama keluarga saat merayakannya. Bergembira sekaligus memanjatkan doa bersama. Sama dengan harapan yang diapungkan Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie. Di sela-sela kesibukannya, dia juga menginginkan momen kebersamaan tersebut.

”Namun, tampaknya sulit. Apalagi, dua saudara saya ada di Jakarta dan satu di Taiwan. Orang tua kami juga sudah tidak ada,” katanya.

Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie (Guslan Gumilang/Jawa Pos)

Ketika perayaan Imlek, tiga saudara Chui juga tidak bisa selalu berkesempatan mudik ke Singkawang setelah orang tua mereka tiada. Kesibukan mereka sebagai pengusaha membuat momen kebersamaan jadi kesempatan langka. Momen untuk berkumpul bertambah sulit setelah Chui menjabat wali kota Singkawang sejak akhir 2017. Banyak pula yang berubah begitu Chui menduduki kursi sebagai orang nomor satu di Kota Seribu Kuil itu.

Sejatinya, keinginan Chui sangat sederhana dalam perayaan Imlek. Seperti tahun ini. ”Makan kue keranjang bersama (orang-orang kesayangan),” kata perempuan 46 tahun itu.

Ya, itu adalah kue wajib bagi masyarakat Tionghoa dalam merayakan Imlek. Kue tersebut juga memiliki arti bagi mereka. Layaknya Chui, yang menginginkan hidupnya berjalan manis. Jika tiga saudara yang ada di luar kota tidak bisa mudik, Chui akan memaksimalkan waktu untuk berkumpul bersama suami, Lim Hok Nen, 51, dan empat anaknya. Yakni, Desy Bungdiana, 21; Shren Bungdiono, 20; Carrisa Bungdiana, 18; dan Leticia Bungdiana, 11. Keinginan yang satu itu harus terwujud. Sebab, berkumpul bersama mereka juga sangat jarang. Apalagi, Desy, Shren, dan Carrisa jarang di rumah. Mereka kini berada di Jakarta untuk kuliah. Chui berharap tiga anaknya tersebut bisa mudik ketika Imlek nanti. Makan kue keranjang bersama dan melakukan ritual-ritual lain.

Kota Singkawang bersiap memeriahkan Imlek 2570 (Guslan Gumilang/Jawa Pos)

Selain itu, Chui sudah menyiapkan baju Imlek untuk keluarga. Dia sudah memesannya kepada penjahit andalan. Pada saat perayaan Imlek nanti, Chui ingin mengenakan baju tersebut bersama suami dan empat anaknya, kemudian berfoto.

Bukan hanya itu. Mantan anggota DPRD Kota Singkawang dua periode tersebut juga akan membersihkan rumah. Dia berencana membuka rumahnya untuk masyarakat umum pada saat perayaan Imlek. ”Open house. Semua orang boleh masuk,” jelas Chui.

Bukan hanya untuk Chui, perayaan Imlek juga diharapkan mampu mendongkrak pendapatan daerah. Semakin meriah Imlek berarti wisatawan juga semakin banyak di kota yang dipimpinnya. ”Tahun lalu banyak wisatawan yang datang dari Singapura, Malaysia, Hongkong, dan Makau,” katanya.

Misalnya, upaya membuat lampion. Hiasan itu tidak hanya di jalan-jalan protokol dan kelenteng. Singkawang juga punya tradisi menghias mobil. Chui menyebutnya mobil lampion. Pernik-pernik seperti itu, menurut Chui, tidak ada di kota lain ”Sepuluh persen biaya menyambut Imlek diambilkan dari APBD,” ujarnya.

Semua Terlibat: Warga Singkawang menghias kota dengan berbagai pernik Imlek pekan lalu. (Guslan Gumilang/Jawa Pos)

Kota Singkawang telah memperoleh penghargaan sebagai Kota Paling Toleran pada akhir 2018. Penghargaan berdasar penilaian Setara Institute itu diberikan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo.

Bukan hanya itu. Beberapa hari sebelum perayaan Imlek, Chui datang ke Jakarta. Dia menemui Menteri Perhubungan Budi Karya untuk memastikan proyek bandara di wilayahnya disetujui dan pembangunannya dipercepat. Dia ingin memastikan Menhub meninjau lokasi yang akan dijadikan bandara.

”Jadi, kan enak untuk mendongkrak pariwisata kalau ada bandara. Kami punya budaya, keberagaman, destinasi wisata. Kami ingin Singkawang bisa seperti Bali,” harap Chui.

Bagi Chui, Imlek juga menjadi momentum untuk merekatkan toleransi di wilayahnya. Apa pun agamanya, warga saling bahu-membahu memeriahkan Imlek. Tak hanya menonton, mereka juga biasa mengambil peran sebagai pemain barongsai serta pembuat singa dan lampion di jalan raya. 

Editor : Ilham Safutra

Reporter : (yon/c7/ady)

 

 

Sumber: JawaPos.com
Copyright 2019 Jambiupdate.co

Alamat: Jl. Kapten Pattimura No.35, km 08 RT. 34, Kenali Besar, Alam Barajo, Kota Jambi, Jambi 36129

Telpon: 0741.668844 - 0823 8988 9896

E-Mail: jambiupdatecom@gmail.com