RSU MHAT Kerinci Memprihatinkan, Pemda dan Pemkot Diminta Turun Tangan

JAMBIUPDATE.CO, KERINCI - Kisruh sistim pelayanan di Rumah Sakit Umum MHAT Kerinci, tak ada henti - hentinya. Setelah muncul kasus tak ada tersedianya benang jahitan di RSU, kali ini timbul persoalan ketersediaan obat di RSU MHAT Kerinci yang dalam kondisi sangat memprihatinkan.

Hal tersebut diketahui, setelah Ombudsman perwakilan Jambi turun ke RSU MHAT Kerinci berdasarkan laporan masyarakat selama ini.

Kepala Ombudsman RI Perwakilan Jambi, Dr Jafar Ahmad, dikonfirmasi mengatakan bahwa sejak kasus benang jahitan di RSU MHAT Kerinci, Ombudsman dihubungi banyak warga terkait laporan tersebut, akhirnya mereka turun ke RSU.

Berdasarkan hasil koordinasi dengan RSU, Ombudsman memastikan kondisi RSU saat ini sangat memprihatinkan. Hal tersebut disebabkan, ketersediaan obat di RSU MHAT Kerinci saat ini, hanya 30 persen. "Ini jauh dibawah standar, artinya 70 persen obat terpaksa harus ditebus diluar. Jadi masuk akal, kalau benang dan obat-obat banyak beli diluar, karna kondisi ril seperti itu," tegas Jafar.

Kondisi ini lanjutnya, berdasarkan penjelasan RSUD MHAT Kerinci juga tidak terlepas dari berhentinya BPJS membayar klaim, terakhir klaim BPJS sudah mencapai Rp 7 Milyar.

Atas dasar ini, Ombudsman akan memanggil pihak RSUD MHAT Kerinci, BPJS, DPRD, Dinkes, dan Pemerintah Derah untuk mengatasi permasalahan ini. "minggu depan akan kita panggil, agar ada solusi," tegasnya.

Bahkan dirinya meminta kepada Pemda dan Pemkot harus turun tangan menyelesaikan permasalahan ini. Karna yang berobat, bukan orang Kerinci saja, akan tetapi Sungai Penuh juga.

"Solusi sementara satunya, Pemda dan Pemkot harus turun tangan. Agar menyuntik dana pinjaman sekitar 5 Milyar ke RSU MHAT Kerinci supaya bisa membeli obat. Kalau ini dibiarkan, maka masalah akan semakin menumpuk," pungkasnya.(adi)